Oleh: Ma’zumi
Setelah Allah SWT
menerangkan di dalam Alquran tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, maka
pada ayat selanjutnya adalah diterangkan
bahwa Ramadhan adalah bulannya Alquran (Qs. Albaqarah/02: 183-185). Karena
Alquran diturunkan pada bulan tersebut. Maka bulan ramadhan adalah bulan yang
identik dengan Alquran, serta keistimewaan berpuasa adalah menyibukkan diri
dengan memperbanyak membaca Alquran. Maka Sudahkah kita merasakan kamukjizatan
Alquran?
Sungguh Mukjizat
yang paling agung adalah Alquran. Mukjizat yang tidak akan pernah lekang
sepanjang zaman. Kemukjizatan Alquran bisa kita nikmati dengan berbagai ibadah
yang berkaitan dengannya. Seperti
mengaji, mengkaji, menghafal dan mengamalkan isi kandungan di dalamnya. Termasuk
keindahan bahasa Alquran merupakan keistimewaan tersendiri.
Tidak akan ada
yang bisa menandingi kearifan dan keagungan bahasa Alquran. Hal ini dibuktikan
sendiri dalam Alquran sendiri ketika Allah berfirman bahwa tidak ada yang
sanggup membuat yang semisal dengannya. “katakanlah, “sesunguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu-sama lain”. (Qs.
Al-Isra’/17: 88).
Keindahan bahasa
Alquran dapat dinikmati oleh siapapun yang mendengarnya, termasuk orang-orang
kafir yang bahkan memusuhi Islam. Dikisahkan pada bulan Ramadhan, Rasulullah
SAW pergi ke Masjidil Haram. Disana banyak berkumpul kaum Quraiys, terdiri dari
para pemuka dan tokoh-tokoh mereka. Beliau SAW kemudian berdiri di tengah
mereka dan mendadak membaca surat An-Najm.
Orang-orang kafir
tersebut, sebelumnya tidak pernah mendengarkan Kalamullah secara langsung,
karena yang mereka lakukan pada masa itu adalah menghalangi dakwah nabi agar
tidak mendengarkan Alquran. Maka, manakala mereka mendengar keindahan bacaan
Alquran yang dilantunkan oleh Nabi SAW, keindahan bahasa Alquran tersebtu
sempat mengetuk gendang telinga mereka.
Seakan-akan mereka
mengesampingkan apa yang selama ini mereka perbuat. Setiap orang dari mereka
konsentrasi mendengarkan apa yang dibacakan oleh Nabi SAW. Hingga tidak ada
yang terlintas dalam hati mereka kecuali lantunan ayat suci Alquran yang mereka
dengar secara langsung. Lalu sampailah beliau membaca pada ahir surat, “maka
bersujudlah kepada Allah dan sembahlah Dia.” (Qs. An-Najm: 62).
Kemudian beliaupun
bersujud. Melihat pemandangan seperti itu, tidak seorang pun dari mereka yang
dapat menahan dirinya untuk tidak bersujud. Keindahan dan kedalaman makna
ayat-ayat suci Alquran membuat mereka seketika tanpa sadar bersujud mengikuti
Rasulullah SAW. keindahan Alquran telah
meluluhlantakkan bebatuan yang meliputi jiwa kaum yang takabbur.
Lihatlah Umar bin
Khattab yang mendapat hidayah setelah mendengarkan keagungan bahasa Alquran.
Dikisahkan pula segolongan jin yang takjub terhadap Alquran. Imam Bukhari
meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas tentang sebab
turunnya ayat pertama dalam Surat Al-Jinn. “katakanlah (Muhammad), “telah
diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan bacaan, lalu mereka
berkata, “kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan.”
Rasulullah SAW
pernah pergi bersama beberapa orang para sahabatnya menuju pasar Ukazh.
Sedangkan para setan telah dihalangi mendengarkan berita dari langit. Mereka
telah dilempari panah api sehingga mereka kembali (tidak jadi mencuri berita)
dan setan-setan lain berkata, “ada apa denganmu?” mereka menjawab, “kami telah
dihalangi mendapatkan berita dan telah dihujani panah-panah api”.
Lalu mereka
mengatakan, “tidaklah keadaan demikian kecuali karena ada sesuatu yang terjadi.
Oleh karena itu, lakukanlah perjalanan di bagian timur bumi dan bagian
baratnya, kemudian lihatlah apa yang sedang terjadi.” Maka mereka pergi ke
berbagai belahan bumi untuk melihat apa yang menghalangi mereka untuk
mendengarkan berita dari langit.
Para setan yang
pergi menuju Tihamah mendatangi Rasulullah di Nakhlah (yang terletak antara
Mekkah dan Thaif), ketika beliau sedang dalam perjalanan menuju pasar Ukazh dan
shalat shubuh dengan para sahabatnya. Ketika mereka mendengarkan Alquran, maka
mereka memperhatikannya dengan seksama.
Salah-satu dari
mereka mengatakan, “inilah yang mengahalangi kamu mendengar berita dari
langit.” Ketika itulah mereka kembali kepada kaumnya dan berkata, “kami
telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada
jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami” (Qs. Al-Jin : 02)
Demikian adalah
hikmah dari keagungan bahasa Alquran yang dapat dinikmati oleh siapapun yang
mendengarnya, bahkan dari golongan Jin dan orang-orang kafir sekalipun.
Bagaimana dengan keadaan kita sebagai umat Islam yang secara khsus diberikan
Alquran? Hendaknya kita berlomba-lomba di bulan suci ini untuk memperdalam
kajian Alquran dan mengkhatamkan bacaannya.
No comments:
Post a Comment