Tuesday, February 3, 2015

TADABBUR ALAM



Islam adalah agama yang indah, keindahan agama islam bisa kita lihat dari seluruh elemen ciptaan Allah Swt yang terhampar luas di alam semesta ini. Karena agama yang indah adalah agama yang bersumber dari keindahan yaitu Allah, agama yang benar adalah agama yang bersumber dari kebenaran yaitu Allah, agama yang terbaik untuk umat manusia adalah agama yang bersumber dari segala kebaikan yaitu Allah Swt. Sudahkah kita merasakan keindahan semua itu?
            Terkadang kita tertipu oleh statemen-statemen yang mengatakan bahwa agama islam itu hebat, indah, kuat, mampu mengalahkan peradaban dunia dan saking banyaknya statemen yang kita dengar sehingga merasa sudah cukup. Karena perasaan cukup tersbutlah yang mendorong kita untuk bermalas-malasan tanpa ada rasa ingin tahu secara mendalam (rasikhul  ilmi) tentang keindahan islam itu sendiri.
            Di dalam artikel ini penulis mengajak pembaca untuk mentadabburi, merenungi, menghayati setiap ciptaan Allah yang terhampar di bumi ini, sebagai proses awal untuk meneliti dan meyakini secara mendalam dan konfrehensif tentang ciptaan Allah Swt. Karena Al-qur’an sendiri mengajak kita untuk bertadabbur dan barang siapa yang tidak mampu bertadabbur, khawatir ia termasuk orang yang hatinya dikunci oleh Allah sehingga tidak mampu menerima hidayah serta keindahan dari ciptaan-Nya, Na’udzubillah.
Ÿ
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?(Qs.Muhammad : 24)

Dari udara kita bisa belajar dari ciptaan Allah yang bernama burung, burung dengan indahnya terbang sesuka hati membuat panorama udara terasa indah untuk dipandang, memanjakan semua mata yang memandangnya. Dengan kekuatan paruh yang mereka miliki mampu terbang diiringi dengan angin-angin yang mengantar burung tersebut, siapakah yang menggerakkan angin dan burung di udara? Sehingga bagi orang yang berakal sehat mampu berpikir untuk menciptakan sesuatu yang mirip seperti burung, yakni pesawat terbang yang bisa memudahkan perjalanan umat manusia antar-negara.

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”.(Qs.An-Nahl : 79)


            Dari angin yang berhembus atas kekuasaan-Nya, kita bisa belajar tentang mahluk Allah yang bernama tumbuhan, dimana tumbuhan tersbut dapat hidup melalui proses pembuahan atas perantara angin.
 Dan kami Telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”.(Qs.Al-Hijr : 22)
            Dari struktur biologis manusia, kita bisa belajar bagaimana Allah menciptakan struktur anatomi manusia secara terperinci, dari mulai penciptaan yang berawal dari setetes air mani kemudian menjadi mahluk yang sempurna dengan akal yang dimiliki.


Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.(Qs.Al-Mukminun :14)

            Dari laut kita bisa menikmati keindahan ciptaan Allah berbentuk mutiara yang tersimpan dan disediakan Allah untuk manusia,
  Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai.........(Qs.An-Nahl : 14)
           
            Dari jasad Firaun kita bisa belajar bahwa kesombongan tidaklah berarti, firaun yang kafir menyatakan keimanannya kepada Allah tatkala azab Allah datang menghampirinya dengan Ombak besar di tengah lautan.
Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu, supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami”.(Qs.Yunus : 92)
            Demikianlah tulisan ini dimuat agar menjadi bagian Tadabbur kita kepada Ayat-ayat Allah Swt, dan agar mendapatkan petunjuk, menambah keimanan, serta kelapangan ilmu-Nya. Dan masih banyak lagi Almtsa-amtsal ayat di dalam Al-qur’an yang perlu kita tadabburi. Maka tidaklah seseorang mendapatkan petunjuk kecuali yang dikehendaki oleh Allah Swt, dan bagi orang-orang yang mendengarkan perkataan baik lalu mengikutinya (Qs.Az-Zumar :18).

 

LAGU LAMA YANG JARANG TERDENGAR




Anda seorang guru, atau sebagai kariyawan perusahaan. Pernahkah anda menerima sebuah broadcast dari BBM, Whats Up, SMS dan semacamnya yang berisi kumpul atau agenda rapat akan dilaksanakan jam sekian di tempat sekian. Lalu dengan pesan singkat itu anda tergesa-gesa mendatangi tempat rapat tersebut dengan tujuan agar datang tepat waktu, lalu bagaimana jika anda tidak bisa datang tepat waktu pada acara meeting tersebut? Pasti anda akan merasa bersalah, takut tersindir, takut gaji berkurang dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan shalat jama’ah yang setiap hari kita lalaikan? Begitulah cerminan keadaan tauhid umat kita sekarang.
Setiap umat beragama yang ada di muka bumi ini pasti memiliki kitab dan ajaran sebagai pedomannya. Umat yang sukses ialah umat yang mampu menjadikan kitab sucinya sebagai pedoman hidup dan petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan aherat kelak. Sebagai umat islam kita mengakui dan memahami bahwa hanya diynul islam lah agama samawi yang diaukui oleh Allah Swt sebagai agama yang Haqqul Yaqiyn disisi-Nya.
Al-qur’an dan Haditslah yang menjadi pedoman umat muslim sebagai solusi hidup, bahkan multifungsinya lebih dari itu. Jika kita membuka lembaran awal  surat Albaqarah pada permulaan juz Al-qur’an ayat kedua kita menemukan kata kunci untuk memahami solusi hidup, yaitu “Alqur’an kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” serta diharuskan mengimani sesuatu yang ghaib. Kita harus meyakini betul bahwa Allah itu memang benar-benar ada meskipun kita tidak bisa melihatnya dengan kasat mata akan tetapi kita dapat merasakan keberadaan-Nya melalui bentuk  struktur ciptaan-Nya yang beraneka ragam indahnya, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan itu....”(Qs.Al’An’am : 103).
Pendidikan awal yang ditanamkan pada awal surat Albaqarah yaitu tentang keyakinan isi kandungan Al-qur’an, kewajiban meyakini seluruh isinya akan kebenaran aksioma secara konprehensif. Mempercayai bahwa negeri yang bernama aherat itu ada, surga adalah tempat yang agung bagi mereka yang bertaqwa dan neraka sebagai persinggahan terahir bagi hamba yang kafir dan tersesat. Di dalam hadits yang mengatakan bahwa shalat adalah amal ibadah yang paling pertama dihisab di aherat kelak, permasalahannya ialah orang yang shalat saja diancam celaka oleh Al-qur’an apalagi yang meremehkan shalat bahkan dengan sengaja meninggalkannya.
Perbedaan antara orang muslim dan kafir adalah bisa dilihat dari shalatnya. Ibarat sebuah lagu  lama tak terdengar maka shalat berjamaa’ah pun demikian, semua mengetahui itu akan tetapi tidak semua yang bisa memahaminya. Rasanya agama ini hanya ada pada ruang diskusi, ruang pembelajaran dalam kelas, agama hanya terbatas pada masjid, jadi serasa agama itu hanya ada di masjid, keluar dari itu hilanglah semua nilai substansial yang ada pada agama. pantaslah kebanyakan orang meremehkan implementsai syari’at sehingga dalam menjalani hidup ini terlalu memudahkan agama untuk ditinggalkan. Contoh kecilnya saja bisa diambil dari shalat berjama’ah. Sayyidina Umar Bin Khattab rela melelang kuda terbaiknya dengan gratis karena ia merasa bersalah terlambat shalat ashar. shalat berjama’ah yang seharusnya menjadi amal yang berharga mati yang tidak bisa dijual dengan kegiatan dunia apapun bentuknya.
Ketika seorang muslim meninggalkan shalat berjamaah atau meremehkannya, ada sesuatu yang hilang pada dirinya yaitu keutamaan yang terkandung di dalamnya. Dimana keutamaan itu melebihi dunia dan seisinya, karena shalat berjamaah sendiri merupakan bagian dari pendidikan karakter. Dalam shalat berjama’ah ada unsur jiwa sosial yang menyatu dan saling berbagi, membiasakan berkata dan berucap baik melalui kalimat-kalimat yang terucap dalam shalat itu sendiri, pendidikan untuk disiplin menghargai waktu dan sebagainya.
Coba kita lihat perbedaannya pada remaja zaman sekarang, banyak yang meninggalkan shalat berjama’ah, melalaikan dan meninggalkannya hanya karena Gadget, laptop, atau barang elektronik lain yang ada di genggamannya yang harganya sangat jauh jika dibandingkan dengan kuda milik sahabat Umar bin khattab. Ini sudah realita dan kita harus mengakui semua itu. Sungguh rendah nilai keimanan seorang muslim dengan apa yang ia genggam sekarang. Bagaimana jika ada yang beralasan bahwa ia seorang pebisnis sehingga tidak mempunyai waktu untuk shalat berjama’ah, kita katakan bisnis juga ada aturan di dalam Al-qur’an :
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui”(Qs.ASSAF :10-11)
Banyak yang tertipu akan kenikmatan dunia yang fatamorgana ini, bukan hanya orang awam akan tetapi tipuan juga bisa menimpa kepada orang yang berilmu, sehingga pantas saja Imam Syafi’i mengatakan “manusia sesungguhnya mati kecuali orang yang berilmu, orang yang berilmu sesunggunya tidur kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, orang yang mengamalkan ilmunya banyak yang tertipu kecuali orang yang ikhlas”. Menurut saya hidup itu bukan permasalahan siapa yang cerdas dan siapa yang bodoh, akan tetapi kehidupan lebih pada penilaian siapakah yang paling baik amalnya (Qs.Al-Mulk : 2). Marilah kita meningkatkan keimanan kita dengan membiasakan diri shalat berjama’ah, jangan kunci hati kita dengan perbudakan dunia yang tidak berharga, jangan sampai mata kita terlalu lalai memandang keindahan dunia yang semu, dunia hanya menjadi ladang yang subur untuk kita menanam pohon berupa amal dan buah pahala yang akan kita rasakan di Surga kelak. Amin.
Apabila dalam satu hari kita mempunyai kesibukan 9 jam untuk mengurusi urusan dunia maka apa susahnya kita melaksanakan shalat yang hanya berdurasi 5 menit, sehingga pantaslah di dalam Al-qur’an menghendaki orang-orang yang berpikir yang mendapatkan petunjuk dari Allah (Qs. Az-zumar : 18). Semua orang tahu akan pentingnya atau kebermanfaatan dalam shalat akan tetapi tidak semua dapat memahaminya, Ibarat sebuah lagu lama yang jarang terdengar, semua hafal akan tetapi tidak semua bersinergi mengikuti alur irama lagu tersebut. Saudara seiman dan seagama marilah kita mentadabburi satu ayat yang membuat hati tersindir karena dalam ayat ini Allah menyindir dengan sangat keras terhadap hamba-hamba yang malas dalam ibadah khususnya dalam shalat berjama’ah.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs.Annisa :142)
Sekian artikel ini penulis bagikan semoga menjadi bermanfaat, karena orang yang tidak bermanfaat tidak akan bisa mengambil manfaat. Orang yang berguna tidak akan terkena guna-guna.

MELANGGAR ADALAH PRESTASI

Melanggar adalah prestasi, sebuah ungkapan yang akan menarik ulur nafas anda. Karena memang di zaman yang lekat dan akrab dengan kemaksiatan yang semakin menjadi-jadi sehingga menjauhkan seorang hamba dari esensi ibadah yang seharusnya ia raih (ridha Allah). Melanggar adalah sebuah istilah yang diberikan kepada seseorang yang menyimpang dari peraturan hukum, entah hukum negara, hukum agama atau hukum yang dibuat oleh pemerintah. Sedangkan prestasi adalah sebuah ungkapan yang dialamatkan kepada seseorang yang mendapatkan penghargaaan atas capaian terbaiknya dalam dunia pendidikan atau pencapaian terbaik dalam hal ibadah kepada Allah, prestasi ini menempuh jalur vertikal dengan Sang Khaliq disebut prestasi ibadah. Lantas kenapa saya membuat judul diatas dengan istilah yang bertentangan?
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, online) prestasi mempunyai arti suatu hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukakn. Prestasi akademis hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
            Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangakan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dan pada umumnya seseorang yang mendapatkan prestasi akan memperoleh perasaan “Bangga” dari apa yang telah ia peroleh. Namun bagaimana bila perspektif tersebut dialihkan kepada ruang lingkup yang negatif?
            Sebagaimana yang telah kita lihat dalam realita sosial, pendidikan, ranah hukum (agama dan negara) dan sebaginya. Banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran yang disengaja dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab (kayak berita di tv aja pake istilah oknum segala). Seperti pencurian, pencabulan di dunia pendidikan, kekerasan, pemerkosaan, zina, bisa juga seorang santri yang kabur (melanggar) jika dalam ranah pendidikan pondok pesantren. Yang kesemua itu dapat merusak sendi-sendi nilai dan dekadensi norma dalam lembaga tersebut, pendek kata melanggar di dunia pendidikan akan merapuhkan reputasi lembaga tersebut, mengurangi kredibilitas. melanggar di ranah hukum akan melemahkan kredibilitas lembaga hukum tersebut dan melanggar aturan agama akan merendahkan reputasi agama tersebut di mata agama lain.
            Pertanyaannya kenapa terjadi banyak pelanggaran bertebaran di muka bumi ini? Jawabannya sangat mudah, tidak lain karena para pelaku pelanggaran tersebut menganggap bahwa pelanggaran yang mereka lakukan adalah sebuah prestasi yang dijadikan sebuah kebanggaan. Katakanlah seorang anak muda yang melanggar syari’at agama seperti pacaran (baca, zina) menganggap dirinya telah berprestasi dalam hal memikat hati wanita, sehingga timbullah kesombongan dalam dirinya yang mengatakan “saya berhasil menaklukkan hati si mawar (nama samaran), bagaimana dengan kamu”. Seorang temannya yang konsisten menjalankan syari’ah ahirnya merasa gengsi untuk tetap jomblo (istiqomah dalam iman) ahirnya timbullah pelanggaran-pelanggaran yang bercabang dan berantai sehingga semakin menjamur di masyarakat (sampah masyarakat), padahal apa yang telah dilakukakn pemuda tersebut merupakan pelanggaran agama yang bisa jadi pelakunya dihukumi zina, atau seorang pemuda yang sibuk dengan gadget barunya sehingga melalaikannya dari shalat, serta pemuda yang membonceng lawan jenisnya di jalan-jalan umum layaknya pasangan suami istri ,mereka merasa “bangga” padahal itu adalah sebuah penodaan agama (Qs. Annur : 2).
            Seorang koruptor yang mengeruk uang negara dengan sebanyak-banyaknya akan merasa bangga karena merasa telah memilik prestasi besar, dalam hal ini ia seakan-akan mengikuti perlombaan orang terkorup se-indonesia, sehingga jumlah koruptor semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah pejabat negara. Dan pelanggaran tersebut mereka anggap sebagai prestasi, padahal itu adalah sebuah bentuk ketamakan dan pencurian seseorang yang dapat mengantarkannya ke dalam lubang neraka yang sangat hina (Qs.Al-Maidah : 38)
            Katakanlah seorang guru yang melakukan pencabulan terhadap anak didiknya, adalah sebuah bentuk dari efek psikologis yang tidak sehat dari orang tersebut dan ia menganggap itu sebagai prestasi.
            Juga seorang peserta didik yang melanggar di depan gurunya seperti merokok, melawan guru, kabur dari pondok pesantren dan sebagainya mereka menganggap semua itu adalah pelanggaran padahal adalah bentuk kesombongan yang dapat menjauhkannya dari jalan kebenaran dan keberhasilan yang ia cita-citakan “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung (Qs. Al-Isra’ :37).
            Pun kalangan mahasiswa yang berdemo dengan menghancurkan jalan-jalan sehingga membuat kemacetan di jalan raya, membakar spanduk, ban dan membuat keributan yang mereka anggap sebagai sesuatu ang kerren dan jagoan, padahal itu merupakan sebuah kesombongan yang besar.
            Ahir-ahir ini banyak sekte-sekte yang bermunculan mengusung tema jihad dan perjuangan melawan kekafiran yang pada ahirnya menimbulkan kerusakan di muka bumi, pembunuhan yang tidak dibenarkan oleh agama. Sebagaimana mereka menganggap semua itu adalah sebuah prestasi yang perlu dibanggakan padahal apa yang telah mereka lakukan telah jauh dari norma-norma agama bahkan menghancurkan sendi-sendi kredibilitas keislaman.
            Bisa juga kehidupan wanita yang banyak mengunggah penampilan yang erotis, menampakkan aurat, berpakaian tapi layaknya tidak berpakaian, mengumbar nafsu, yang kesemuanya itu dianggap sebagai prestasi kewanitaan, tapi ketahuilah sesungguhnya disitulah terdapat panah setan yang membuka jalan menuju pintu neraka “kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (Qs. Al-A’raf : 17).
            Dapat dipahamilah arti dari judul artikel diatas bahwa pelanggaran yang banyak dilakukan orang karena mereka menganggap itu semua adalah prestasi yang perlu ditingkatkan, sahabat sekalian jika kita melanggar sesuatu hukum (syari’at) yang mengakibatkan kita merasa bangga dan menganggap itu adalah prestasi, maka berhati-hatilah yang saya takutkan adalah hal itu merupakan perangkap setan yang ingin menjerumuskan kita kedalam lubang api neraka yang sangat hina dan menghinakan, Na’udzubillah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang dirahmati Allah.

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...