Tuesday, February 3, 2015

LAGU LAMA YANG JARANG TERDENGAR




Anda seorang guru, atau sebagai kariyawan perusahaan. Pernahkah anda menerima sebuah broadcast dari BBM, Whats Up, SMS dan semacamnya yang berisi kumpul atau agenda rapat akan dilaksanakan jam sekian di tempat sekian. Lalu dengan pesan singkat itu anda tergesa-gesa mendatangi tempat rapat tersebut dengan tujuan agar datang tepat waktu, lalu bagaimana jika anda tidak bisa datang tepat waktu pada acara meeting tersebut? Pasti anda akan merasa bersalah, takut tersindir, takut gaji berkurang dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan shalat jama’ah yang setiap hari kita lalaikan? Begitulah cerminan keadaan tauhid umat kita sekarang.
Setiap umat beragama yang ada di muka bumi ini pasti memiliki kitab dan ajaran sebagai pedomannya. Umat yang sukses ialah umat yang mampu menjadikan kitab sucinya sebagai pedoman hidup dan petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan aherat kelak. Sebagai umat islam kita mengakui dan memahami bahwa hanya diynul islam lah agama samawi yang diaukui oleh Allah Swt sebagai agama yang Haqqul Yaqiyn disisi-Nya.
Al-qur’an dan Haditslah yang menjadi pedoman umat muslim sebagai solusi hidup, bahkan multifungsinya lebih dari itu. Jika kita membuka lembaran awal  surat Albaqarah pada permulaan juz Al-qur’an ayat kedua kita menemukan kata kunci untuk memahami solusi hidup, yaitu “Alqur’an kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” serta diharuskan mengimani sesuatu yang ghaib. Kita harus meyakini betul bahwa Allah itu memang benar-benar ada meskipun kita tidak bisa melihatnya dengan kasat mata akan tetapi kita dapat merasakan keberadaan-Nya melalui bentuk  struktur ciptaan-Nya yang beraneka ragam indahnya, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan itu....”(Qs.Al’An’am : 103).
Pendidikan awal yang ditanamkan pada awal surat Albaqarah yaitu tentang keyakinan isi kandungan Al-qur’an, kewajiban meyakini seluruh isinya akan kebenaran aksioma secara konprehensif. Mempercayai bahwa negeri yang bernama aherat itu ada, surga adalah tempat yang agung bagi mereka yang bertaqwa dan neraka sebagai persinggahan terahir bagi hamba yang kafir dan tersesat. Di dalam hadits yang mengatakan bahwa shalat adalah amal ibadah yang paling pertama dihisab di aherat kelak, permasalahannya ialah orang yang shalat saja diancam celaka oleh Al-qur’an apalagi yang meremehkan shalat bahkan dengan sengaja meninggalkannya.
Perbedaan antara orang muslim dan kafir adalah bisa dilihat dari shalatnya. Ibarat sebuah lagu  lama tak terdengar maka shalat berjamaa’ah pun demikian, semua mengetahui itu akan tetapi tidak semua yang bisa memahaminya. Rasanya agama ini hanya ada pada ruang diskusi, ruang pembelajaran dalam kelas, agama hanya terbatas pada masjid, jadi serasa agama itu hanya ada di masjid, keluar dari itu hilanglah semua nilai substansial yang ada pada agama. pantaslah kebanyakan orang meremehkan implementsai syari’at sehingga dalam menjalani hidup ini terlalu memudahkan agama untuk ditinggalkan. Contoh kecilnya saja bisa diambil dari shalat berjama’ah. Sayyidina Umar Bin Khattab rela melelang kuda terbaiknya dengan gratis karena ia merasa bersalah terlambat shalat ashar. shalat berjama’ah yang seharusnya menjadi amal yang berharga mati yang tidak bisa dijual dengan kegiatan dunia apapun bentuknya.
Ketika seorang muslim meninggalkan shalat berjamaah atau meremehkannya, ada sesuatu yang hilang pada dirinya yaitu keutamaan yang terkandung di dalamnya. Dimana keutamaan itu melebihi dunia dan seisinya, karena shalat berjamaah sendiri merupakan bagian dari pendidikan karakter. Dalam shalat berjama’ah ada unsur jiwa sosial yang menyatu dan saling berbagi, membiasakan berkata dan berucap baik melalui kalimat-kalimat yang terucap dalam shalat itu sendiri, pendidikan untuk disiplin menghargai waktu dan sebagainya.
Coba kita lihat perbedaannya pada remaja zaman sekarang, banyak yang meninggalkan shalat berjama’ah, melalaikan dan meninggalkannya hanya karena Gadget, laptop, atau barang elektronik lain yang ada di genggamannya yang harganya sangat jauh jika dibandingkan dengan kuda milik sahabat Umar bin khattab. Ini sudah realita dan kita harus mengakui semua itu. Sungguh rendah nilai keimanan seorang muslim dengan apa yang ia genggam sekarang. Bagaimana jika ada yang beralasan bahwa ia seorang pebisnis sehingga tidak mempunyai waktu untuk shalat berjama’ah, kita katakan bisnis juga ada aturan di dalam Al-qur’an :
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui”(Qs.ASSAF :10-11)
Banyak yang tertipu akan kenikmatan dunia yang fatamorgana ini, bukan hanya orang awam akan tetapi tipuan juga bisa menimpa kepada orang yang berilmu, sehingga pantas saja Imam Syafi’i mengatakan “manusia sesungguhnya mati kecuali orang yang berilmu, orang yang berilmu sesunggunya tidur kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, orang yang mengamalkan ilmunya banyak yang tertipu kecuali orang yang ikhlas”. Menurut saya hidup itu bukan permasalahan siapa yang cerdas dan siapa yang bodoh, akan tetapi kehidupan lebih pada penilaian siapakah yang paling baik amalnya (Qs.Al-Mulk : 2). Marilah kita meningkatkan keimanan kita dengan membiasakan diri shalat berjama’ah, jangan kunci hati kita dengan perbudakan dunia yang tidak berharga, jangan sampai mata kita terlalu lalai memandang keindahan dunia yang semu, dunia hanya menjadi ladang yang subur untuk kita menanam pohon berupa amal dan buah pahala yang akan kita rasakan di Surga kelak. Amin.
Apabila dalam satu hari kita mempunyai kesibukan 9 jam untuk mengurusi urusan dunia maka apa susahnya kita melaksanakan shalat yang hanya berdurasi 5 menit, sehingga pantaslah di dalam Al-qur’an menghendaki orang-orang yang berpikir yang mendapatkan petunjuk dari Allah (Qs. Az-zumar : 18). Semua orang tahu akan pentingnya atau kebermanfaatan dalam shalat akan tetapi tidak semua dapat memahaminya, Ibarat sebuah lagu lama yang jarang terdengar, semua hafal akan tetapi tidak semua bersinergi mengikuti alur irama lagu tersebut. Saudara seiman dan seagama marilah kita mentadabburi satu ayat yang membuat hati tersindir karena dalam ayat ini Allah menyindir dengan sangat keras terhadap hamba-hamba yang malas dalam ibadah khususnya dalam shalat berjama’ah.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs.Annisa :142)
Sekian artikel ini penulis bagikan semoga menjadi bermanfaat, karena orang yang tidak bermanfaat tidak akan bisa mengambil manfaat. Orang yang berguna tidak akan terkena guna-guna.

1 comment:

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...