Monday, August 24, 2015

Teologi Ar-rum 54

            Manusia sejatinya hidup berada pada tiga fase yang akan dilaluinya. Fase pertama adalah kelemahan, dimana pada saat itu ia terlahir ke dunia dengan fisik yang sangat lemah tak berdaya hingga masa kanak-kanak menjelang usia remaja. Kedua adalah kekuatan, dimana pada saat itu manusia yang masuk usia remaja hingga usia muda (dewasa) memiliki kekuatan fisik dan pertimbangan akal berpikir yang matang. Ketiga adalah, fase kelemahan dimana manusia kembali pada fase pertama yakni kembalinya melemah fisik di usia tua.
hal ini mengacu pada teologi surat Ar-Rum ayat 54 Allah berfirman : “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Ustad Budi Ashari L.c mengatakan bahwa anak muda adalah hidup dalam satu kekuatan yang berada dalam dua kelemahan, kekuatan itu adalah usia di waktu tua. Dan begitupun dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang mendukung pergerakan dakwah Nabi Muhammad s.a.w adalah anak-anak muda. Adapun yang tua dari kalangan Quraiys adalah kebanyakan mati kafir.
Lihatlah cerminan Sejarah Pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi-generasi Hebat pada usia yang sangat muda. Faktanya, dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga adalah tidak ada yang lebih tua dari Rasul s.a.w. yaitu Abu Bakar Ash-shiddiq 37 tahun, Utsman bin Affan 32 tahun dan Abdurrahman bin Auf 30 tahun, selebihnya adalah 7 sahabat yang umurnya dibawah 30 dan 20 tahun, seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib,Thalhah, zubair bin ‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Za’id, dan Abu Ubaidllah ibnul Jarrah.
                Ironisnya pemuda masa kini telah kehilangan jati diri, kemana arah ia melangkah, kemana hendak cita-cita ditemui, bagaimana mengolah pola pikir, yang kebanyakan kaum muda lebih erat dengan kesenangan yang sesat dan sesaat. Pacaran menjadi pola hidup, Fashion menjadi gaya hidup, sedangkan Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup belumlah terbukti dengan realita yang ada.
            Terkadang pemuda sering mengatakan dengan lantang bahwa kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an, namun dalam realita ia menjadikan Gadget sebagai kitab sucinya. Ada pula yang mengatakan cinta rasul, namun yang diberi shalawat adalah sang pacar. Jika berkata Tuhan kita adalah Allah, maka kenapa panggilan adzan diabaikan, hingga yang mengisi barisan shaf terdepan dalam shalat adalah para orang tua.
            Dimanakah anak muda yang benar-benar berani menjadikan kitab sucinya adalah Al-Qur’an, bukan Hp atau Gadget. Dimanakah letak cinta kepada Allah dan Rasul-Nya jika yang dirindu adalah manusia kerdil berwajah nafsu, karena Allah sendiri berfirman, “adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cintanya kepada Allah.” (Qs.Al-Baqarah : 165). Atau bagaimana dengan keimanan anak muda yang mudah meninggalkan shalat atau bermalas-malasan, karena yang demikian adalah salah satu dari ciri sifat munafik yang sangat nampak jelas dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa : 142.
            Renungkanlah bahwa masa muda adalah kekuatan yang hanya sekali diberikan oleh Allah dalam hidup. Dengan kekuatan itu ia dapat menaklukkan apapun tantangan yang dihadapinya. Lihatlah Abdullah bin Abbas yang menjadi staf Ahli yang mengurus kekhalifahan pada umur 16 tahun masa Khalifah Umar bin Khattab, atau Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel pada umur 24 tahun.
            Karena tugas pemuda adalah berat, bukan sekedar hidup. Prof.Dr. Hamka mengatakan dalam bukunya yang berjudul Falsafah Hidup, “kalaulah sekedar hidup kera di hutan pun hidup, kalaulah sekedar bekerja binatang pun bekerja, kalaulah sekedar makan kucingpun makan”. Tugas pemuda adalah membangun peradaban, sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad S.a.w ketika membangun Kota Madinah adalah dengan 6 orang anak muda yang mempunyai semangat agama yang tinggi.
            Hidup bukan sekedar hidup, syarat mati tidaklah harus melewai masa tua. Allah sendiri telah menggariskan dengan Sunnatullah-Nya bahwa kita tidak akan mengetahui apa yang akan kita kerjakan besok, dan kapan kita akan mati pun masih menjadi hal yang rahasia. “dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, diantara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga ia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya, sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (Qs. An-Nahl : 70).
            Dengan demikian, maka sekarang pantaslah kita wajib merenung tentang prestasi apa yang telah kita capai di usia yang sedang berjalan ini. Kerugian besar jika kita tidak menggunakan satu kekuatan besar dengan baik, karena kekuatan itu akan segera beralih pada kelemahan (masa tua). Jika kita dahulu pernah Nekad berbuat dosa besar, maka tidak adil apabila hari ini tidak berani Nekad dengan amal yang berpahala besar. Karena muda adalah Mulia dengan Ibadah.

Teologi Ar-rum 54




            Manusia sejatinya hidup berada pada tiga fase yang akan dilaluinya. Fase pertama adalah kelemahan, dimana pada saat itu ia terlahir ke dunia dengan fisik yang sangat lemah tak berdaya hingga masa kanak-kanak menjelang usia remaja. Kedua adalah kekuatan, dimana pada saat itu manusia yang masuk usia remaja hingga usia muda (dewasa) memiliki kekuatan fisik dan pertimbangan akal berpikir yang matang. Ketiga adalah, fase kelemahan dimana manusia kembali pada fase pertama yakni kembalinya melemah fisik di usia tua.
hal ini mengacu pada teologi surat Ar-Rum ayat 54 Allah berfirman : “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Ustad Budi Ashari L.c mengatakan bahwa anak muda adalah hidup dalam satu kekuatan yang berada dalam dua kelemahan, kekuatan itu adalah usia di waktu tua. Dan begitupun dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang mendukung pergerakan dakwah Nabi Muhammad s.a.w adalah anak-anak muda. Adapun yang tua dari kalangan Quraiys adalah kebanyakan mati kafir.
Lihatlah cerminan Sejarah Pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi-generasi Hebat pada usia yang sangat muda. Faktanya, dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga adalah tidak ada yang lebih tua dari Rasul s.a.w. yaitu Abu Bakar Ash-shiddiq 37 tahun, Utsman bin Affan 32 tahun dan Abdurrahman bin Auf 30 tahun, selebihnya adalah 7 sahabat yang umurnya dibawah 30 dan 20 tahun, seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib,Thalhah, zubair bin ‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Za’id, dan Abu Ubaidllah ibnul Jarrah.
                Ironisnya pemuda masa kini telah kehilangan jati diri, kemana arah ia melangkah, kemana hendak cita-cita ditemui, bagaimana mengolah pola pikir, yang kebanyakan kaum muda lebih erat dengan kesenangan yang sesat dan sesaat. Pacaran menjadi pola hidup, Fashion menjadi gaya hidup, sedangkan Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup belumlah terbukti dengan realita yang ada.
            Terkadang pemuda sering mengatakan dengan lantang bahwa kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an, namun dalam realita ia menjadikan Gadget sebagai kitab sucinya. Ada pula yang mengatakan cinta rasul, namun yang diberi shalawat adalah sang pacar. Jika berkata Tuhan kita adalah Allah, maka kenapa panggilan adzan diabaikan, hingga yang mengisi barisan shaf terdepan dalam shalat adalah para orang tua.
            Dimanakah anak muda yang benar-benar berani menjadikan kitab sucinya adalah Al-Qur’an, bukan Hp atau Gadget. Dimanakah letak cinta kepada Allah dan Rasul-Nya jika yang dirindu adalah manusia kerdil berwajah nafsu, karena Allah sendiri berfirman, “adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cintanya kepada Allah.” (Qs.Al-Baqarah : 165). Atau bagaimana dengan keimanan anak muda yang mudah meninggalkan shalat atau bermalas-malasan, karena yang demikian adalah salah satu dari ciri sifat munafik yang sangat nampak jelas dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa : 142.
            Renungkanlah bahwa masa muda adalah kekuatan yang hanya sekali diberikan oleh Allah dalam hidup. Dengan kekuatan itu ia dapat menaklukkan apapun tantangan yang dihadapinya. Lihatlah Abdullah bin Abbas yang menjadi staf Ahli yang mengurus kekhalifahan pada umur 16 tahun masa Khalifah Umar bin Khattab, atau Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel pada umur 24 tahun.
            Karena tugas pemuda adalah berat, bukan sekedar hidup. Prof.Dr. Hamka mengatakan dalam bukunya yang berjudul Falsafah Hidup, “kalaulah sekedar hidup kera di hutan pun hidup, kalaulah sekedar bekerja binatang pun bekerja, kalaulah sekedar makan kucingpun makan”. Tugas pemuda adalah membangun peradaban, sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad S.a.w ketika membangun Kota Madinah adalah dengan 6 orang anak muda yang mempunyai semangat agama yang tinggi.
            Hidup bukan sekedar hidup, syarat mati tidaklah harus melewai masa tua. Allah sendiri telah menggariskan dengan Sunnatullah-Nya bahwa kita tidak akan mengetahui apa yang akan kita kerjakan besok, dan kapan kita akan mati pun masih menjadi hal yang rahasia. “dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, diantara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga ia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya, sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (Qs. An-Nahl : 70).
            Dengan demikian, maka sekarang pantaslah kita wajib merenung tentang prestasi apa yang telah kita capai di usia yang sedang berjalan ini. Kerugian besar jika kita tidak menggunakan satu kekuatan besar dengan baik, karena kekuatan itu akan segera beralih pada kelemahan (masa tua). Jika kita dahulu pernah Nekad berbuat dosa besar, maka tidak adil apabila hari ini tidak berani Nekad dengan amal yang berpahala besar. Karena muda adalah Mulia dengan Ibadah.

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...