Siapa yang tidak tau kang Abik? (sapaan akrab Ustad HAbiburrahman
L.c), beliau adalah penulis yang mampu memadukan sebuah karya dengan dakwah dan
cinta. Cinta terhadap Allah SWT, Rasulullah Saw, umat Islam, serta yang tidak
kalah menarik adalah beliau mampu menampilkan sosok muslim dalam menyikapi
pluralitas dan pluralisme dalam beragama. Salah-satu karya fenomenal yang ia
kontribusikan untuk kita adalah Novel yang berjudul Ayat-ayat cinta. Novel ini
mampu menyedot perhatian seluruh elemen masyarakat Indonesia yang haus akan
hiburan-hiburan yang Islami.
Tentu untuk menjadi penulis hebat seperti beliau tidak semudah
membalikkan kedua telapak tangan, ada tips-tips dan rahasia khusus sehingga
menjadikan beliau sebagai penulis hebat. Setidaknya teradapat beberapa manfaat
dan tips yang kami (tim redaksi Sabrina) dapatkan dalam seminar beliau yang
diadakan di Pondok Pesantren Modern La-Tansa, Cipanas pada 28-03-2016 sebagai
berikut :
1.
Menulis untuk berbagi kebaikan
Yang perlu diperhatikan sebelum menulis adalah Niat yang Ikhlas
karena Allah SWT dengan tujuan agar bisa berbagi kebaikan terhadap sesama,
tentunya sebagai saraa dakwah agar tertanam pada diri kita rasa cinta terhadap
Allah SWT dan RAsulullah SAW.
2.
Menulis menjadikan nama kita Abadi
Menulis bisa menjadikan nama kita abadi meskipun kita telah hilang
ditelan bumi. Lihatlah seperti orang-orang yang penulis yang hingga sekarang
namanya kita kena dan seakan mereka hidup di lingkungan kita pada saat ini,
seperti Imam Bukhari dan Muslim yang menulis Hadits, Buya Hamka dengan Tafsir
dan karya tulis lainnya, Chairil anwar dengan sastranya dan masih banyak lagi
penulis yang namanya abadi hingga saat ini.
Sebenarnya madzhab dalam Islam bukan hanya 4 Mazhab, hanya saja
mazhab yang lain tidak menulis sehingga selain dari 4 mazhab tersebut tidak
dikenal karena tidak melestarikan budaya menulis, begitu juga dengan kita yang
saat ini hidup, tidak akan dikenang jika tidak menulis dan tidak ada yang menuliskan
karya kita. Berkaitan dengan cara menulis sebagai berikut :
1.
Harus mempunyai cerita
Ketika seseorang hendak memulai menulis maka ia harus mempunyai
cerita yang berurutan dari awal hingga ahir. Minimal melatih menulis dengan
cerita kehidupan pribadi.
2.
Mendapatkan ide
Ide menulis bisa didapatkan dari apa yang kita lihat sehari-hari,
seperti bacaan, mimpi, cerita orang lain, dan melibatkan pertanyaan dalam
penulisan (5 W + 1 H). setelah itu harus disusun sehingga terbentuk sebagai
cerita.
3.
Jadilah penulis, bukan editor atau kritikus
Ketika sedang menulis terkadang kita ragu-ragu dengan susunan kata
atau kalimat yang sedang ditulis, sehingga ditengah penulisan kita sering
mengedit lalu menghapus tulisan tersebtu. jika mengalami hal ini maka selesaikanlah
dahulu proses menulis, Setelah itu baru memperbaiki tulisan, karena tugas anda
adalah penulis bukan editor. Jadi jangan terburu-buru mengedit teks yang belum
rampung anda tulis.
4.
Memperbanyak membaca pada bidang ilmu yang akan ditulis.
Menulislah sesuai dengan bidang ilmu yang kita sukai dan perbanyak membaca buku yang berkaitan dengan
hal itu.
5.
Mematangkan Ide
Seringkali ditengah menulis sesuatu terlintas ide-ide baru yang
akan ditulis, jika mengalami hal ini maka hendaklah merampungkan dahulu ide
awal. Jika ide baru tersebut ada
kaitannya dengan ide awal maka bolehlah mengaitkannya sehingga menjadi karya
yang bernilai tambah. Akan tetapi jika ide tersebut berlawanan maka ditampung
dahulu dalam satu folder tema ide yang akan diselesaikan pada waktu yang lain.
Karena karya tulis terbaik adalah karya yang berhasil ditulis (dirampungkan).
6.
Memperbanyak kosa-kata
7.
Memasukkan nilai-nilai Alquran dan Hadis ke dalam tulisan
Redaksi majalah Sabrina : Ma’zumi