Monday, June 13, 2016

kerancuan konsep "Jangan Katakan Jangan"



oleh: Ma'zumi Ibn Shabir

Alumni MTA th.2012.



Manusia yang terlahir ke dunia ini sejatinya adalah  terlahir tanpa memiliki ilmu “La Ta’lamuwna syay’an”. Akan tetapi Allah SWT menganugerahi setiap hamba-Nya berupa indera yang dengannya  bisa mendapatkan ilmu tersebut. sebagaimana Allah berfirman, “dan Allah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Qs. An-Nahl : 78).

            Nabi Adam As sebagai manusia pertama-pun diciptakan dalam keadaan tidak mengetahui ilmu, hingga selanjutnya Allah mengajarkan kepada Adam tentang nama-nama yang kemudian menyebutkannya di hadapan para malaikat. Menariknya adalah jawaban para malaikat yang mengatakan bahwa ilmu yang dimiliki tidak lain berasal dari Allah, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami” (Qs. Al-Baqarah : 32).

            Dari petikan kisah pendek dalam ayat tersebut kita dapat memahami bahwa ilmu yanng benar adalah berasal dari sumber yang Maha Benar yaitu Allah SWT. Dan ini merupakan ciri khas dari tradisi keilmuan islam yang mempertahankan keotentikannya dengan sanad dan sumber yang jelas. Termasuk di dalam ilmu pendidikan, karena dengan ilmu pendidikan adalah sebagai sebuah media yang mampu membangun manusia yang berperadaban.

            Islam sudah menjadi agama yang sempurna dengan Alqur’an sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya dan dilengkapi dengan Assunnah yang dibawa oleh Rasulullah Saw. dengan demikian, cukuplah Alquran dan Hadist sebagai media subjektif yang mendidik kita agar menjadi manusia yang berperadaban ilmu dan etika. Akan tetapi tidak menafikan peran akal sebagai sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah agar hamba-Nya berpikir.

            Dari akal inilah yang  nantinya akan menimbulkan berbagai macam pemikiran, teori dan perbedaan pendapat. Tidak menjadi masalah apabila terjadi perbedaan pendapat (teori) antar ilmuan atau kalangan akademisi, akan tetapi apabila perbedaan pendapat tersebut berlawanan dengan Alquran maka semestinya kita mengembalikannya kepada Alquran dan Assunnah. Contohnya, dahulu ada yang berteori bahwa manusia berawal dari monyet. Akan tetapi ini bertentangan dengan Alquran, karena manusia diciptakan berasal dari tanah kemudian segumpal darah (Qs. Al-Mukminun : 14).

            Hari ini kita kembali dibuat bingung oleh teori dalam ilmu psikologi pendidikan yang tidak bolehnya mengatakan kalimat negatif berupa “jangan” atau lebih dikenal dengan konsep “jangan katakan jangan”. Konsep ini bertujuan agar tidak adanya kata-kata negatif dalam mendidik anak dan anak tidak merasa tertekan ketika dididik oleh guru atau orang tuanya. Contohnya, ketika orang tua ingin melarang anaknya dengan mengatakan “kamu Jangan terlambat Yah...!” karena kalimat tersebut berbau negatif, maka harus dirubah redaksinya menjadi, “kamu harus datang tepat jam 07 : 00”.

            Contoh lainnya adalah ketika seorang ibu mengatakan kepada anak “jangan berkata bohong”  jika mengikuti teori tersebut maka redaksinya harus dirubah, “kamu harus berkata jujur yah....!”. Sekilas memang tidak ada kekeliruan di dalamnya, akan tetapi apabila kita mengkajinya dalam perspektif Syar’i tentu di dalamnya sangat bertentangan dengan Alqur’an.

            Di dalam Islam kita mengenal halal dan haram, baik dan buruk, dosa dan pahala dan yang semisalnya. Artinya bahwa pendidikan yang diajarkan di dalam Islam menekankan agar anak didik dibekali pengetahuan berupa perintah dan larangan. Perintah yang berbentuk wajib untuk dikerjakan sedangkan larangan yang berbentuk perintah untuk meninggalkan. Dalam artian bahwa untuk mengenal dan membedakan perintah dan larangan.

            Dengan konteks yang demikian dapat kita pahami bahwa Seorang anak yang dididik dengan konsep “jangan katakan jangan...!” mereka cenderung hanya memahami “perintah” dan tidak memahami “larangan”. Akibatnya seorang anak tidak akan mengetahui hal-hal yang bersifat haram yang harus dihindari.

            Hari ini kita dibuat bingung dengan konsep pendidikan yang seakan-akan hebat, akan tetapi justru malah menjerumuskan kepada distorsi pendidikan moral.  Ingatlah bahwa di dalam Alqur’an terdapat sosok tokoh penting yang hebat dalam mendidik anak yaitu Lukman. Kehebatan lukman  dalam mendidik anak sehingga diabadikan di dalam Al-Qur’an dengan ungkapan larangan yang ia katakan kepada anaknya, “janganlah engkau menyekutukan Allah...!  (Qs. Luqman : 13)

            Hingga ayat ke 19 dalam surat tersebut banyak menggunakan kata larangan “jangan” sebanyak 4 kali. Kata “jangan” bukanlah sebuah kata yang mempunyai arti negatif, akan tetapi lebih pada hal-hal yang bersifat preventif agar anak mengetahui larangan yang harus dijauhi. Apalah jadinya jika kata “jangan” itu dibuang oleh lukman, tentu yang terjadi adalah hal sebaliknya yaitu menyekutukan Allah Swt.

            Saking urgennya kata jangan, di dalam Alqur’an terdapat lebih dari 500 kata yang berawal dari kata “La” yang mempunyai arti “jangan”. Apabila kita menghilangkan kata “jangan” maka sudah 500 ayat lebih yang kita hapus dari  Alqur’an. karena pendidikan di dalam Islam menghendaki secara tegas dalam bertindak, apabila sesuatu itu memang bernilai negatif maka Islam dengan tegas menyatakan “jangan”.

            Ada teori lain yang mengatakan bahwa memukul anak tidak diperbolehkan dalam mendidik, karena itu adalah bagian dari kekerasan di dalam dunia pendidikan. akan tetapi Islam berkata lain, menganjurkan agar setiap orang tua menggantungkan cambuk dan memukul anak yang melanggar, tentunya dengan pukulan yang mendidik dan bukan pukulan yang menyiksa.

Syeikh Muhammad Kutub beliau Seorang Ahli pendidikan Islam mengatakan bahwa “ilmu yang paling besar dimasuki oleh konsep yahudi ada dua ilmu, yaitu ilmu pendidikan dan Ilmu psikologi”. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam mendidik anak, jangan asal  menerapkan teori akan tetapi sesungguhnya teori itu hanya membuat kita skeptis dalam mendidik anak. Memang Alquran menghendaki umat Islam agar menggunakan akal untuk berpikir, akan tetapi ketika sebuah konsep atau teori tersebut bertentangan dengan Alqur’an maka hal itu harus ditinggalkan.

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...