oleh : Yusuf Ma'zum
Bagaimana
agar Al-Qur’an merasuk ke dalam darah dan daging kita?
Al-Qur’an adalah salah satu Mu’jizat terbesar yang
diberikan pleh Allah S.W.T. kepada kekasih-Nya Nabi Muhammad S.A.W. sebagai
manusia terbaik dan teladan umat sepanjang zaman. Mu’jizat Al-Qur’an bukan
hanya diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W. pada khususnya, akan tetapi bagi
umat Islam yang ingin menerima dan menjadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai Way
of Life. Sangat merugi jika pada hari ini kita yang mengaku sebagai orang
islam, enggan untuk hanya sekedar membaca saja. Apalagi untuk mengkaji lebih
mendalam.
Ketika kita menjadikan Al-Qur’an diletakkan dibelakang
kita, maka ia akan mendorong kita ke neraka. Dan sebaliknya, ketika menjadikan
Al-Qur’an diletakkan di depan kita (pemimpin) maka ia akan mengantarkan kita
jalan menuju Surga, begitulah Nabi menjelaskan kepada kita tentang bagaimana
cara menyikapi Al-Qur’an. Karena Nabi sendiri mengeluh kepada Allah S.W.T. atas
sifat kaumnya yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang diabaikan, hal ini
yang diabadikan di dalam Al-Qur’an. Qs. Al-Furqan : 30
“Berkatalah
Rasul :"Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu
yang tidak diacuhkan".
Maka apakah kita yang termasuk
orang-orang yang mengabaikan Al-Qur’an, ketika dalam kehidupan sehari-hari kita
banyak beralasan dengan kata “NANTI”. Nanti saya akan baca Al-Qur’an kalau saya
selesai bekerja, nanti saya akan baca Al-Qur’an ketika ada waktu kosong, nanti
saya akan baca Al-Qur’an kalau Al-Qur’an itu memberi keuntungan. Dan masih
banyak kata nanti yang akan bermunculan sesuai dengan tugas dan profesi kita
masing-masing. Sejenak mari kita akui bahwa yang demikian itu adalah diri kita
sendiri, bukan orang lain. lalu kita bertadabbur dengan ancaman Allah bagi yang
menjadikan Al-Qur’an sesuatu yang diabaikan.
“ Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari
sisi Allah yang membenarkan apa (Kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari
orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang
(punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab
Allah).” (Qs. Al-Baqarah : 101).
Lalu bagaimana menginstal Al-Qur’an dalam diri?
Mari kita kaji dua surat di dalam Al-Qur’an yang saling
berkaitan penafsirannya, yaitu Surat Qaf dan dan Asyura’. Surat Qaf adalah
surat yang ke- 50 dan di dalamnya terdapat 45 ayat, jika dijumlahkan antara
angka 50 dan 45 maka hasilnya adalah 95. Itu artinya bahwa di dalam surat Qaf
terdapat 95 Huruf Qaf. Surat Asyy-syura adalah urutan ke 42 yang di dalamnya
terdapat 53 ayat, jika dijumlahkan maka hasilnya adalah 95. Artinya bahwa di
dalam Surat Asy-syura terdapat 95 huruf Qaf.
Di awal Surat Asy-Syura ayat 7 Allah S.W.T. menerangkan
bahwa Allah memberikan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad S.A.W. dengan menggunakan
bahasa “Awha..” yaitu wahyu. Karena Al-Qur’an adalah pemberian dari Allah
langsung dengan ungkapan wahyu, seakan-akan Al-Qur’an adalah ruh kehidupan.
Dengan ini Ustad Bakhtiar Nasir mengatakan bahwa orang yang di dalam dirinya tidak ada Al-Qur’an, maka ia
seperti “bangkai yang berjalan”.
Solusinya adalah ada pada Surat Qaf ayat 37 yang artinya
:
“Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai
AKAL atau yang menggunakan pendengarannya (TELINGA), sedang dia menyaksikannya
(MATA).”
Syarat pertama jika kita ingin menjadikan Al-Qur’an
menyatu dengan darah dan daging kita adalah dengan mengaktifkan tiga organ
penting dalam tubuh, yaitu hati, mata dan telinga. Karena jika ketiga organ
penting ini mampu membimbing dirinya maka secara otomatis apa yang ia dengar
dalam kehidupan sehari-hari adalah Al-Qur’an, apa yang ia katakan adalah
Al-Qur’an, dan melihat segala hal dalam hidup ini adalah menurut perspektif
Qur’ani. Silahkan kita koreksi tentang apa yang telah kita lakukan dalam hidup?
Ketika mata kita terbiasa melihat sesuatu yang haram, telinga mendengar sesuatu
yang memalingkan dari Allah S.W.T. dan mulut yang berbicara tanpa bimbingan
Al-Qur’an.
Maka bagi seorang muslim yang tidak mampu mengaktifkan
ketiga organ tersebut, dikhawatirkan akan hadir ancaman dari Allah bagi yang
mengabaikannya.
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi
neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Qs. Al-A’raf : 179).
Kedua,
mari kita belajar dari Nabi ketika Nabi mengatakan bahwa seseorang yang
mempelajari Al-Qur’an sejak usia belia maka Allah S.W.T. akan mencampurkan
Al-Qur’an dengan darah dan daging mereka.
قال رسول الله صلَى الله
عليه وسلَم : من تعلَم القرأن .............................
Pertanyaannya
adalah sejak kapan kita mulai mencintai Al-Qur’an?
Ketiga,
mari kita pelajari analisis matematika yang pernah disampaikan oleh Bapak Dosen
Nurul Huda ketika mengajar kami di kampus STAI La – Tansa Mashiro. Bahwa
Al-Qur’an memiliki 114 Surat dan 6236 ayat. Jika dihitung dari jumlah ayat
terbilang berikut adalah maka dari 6236 dikonversi menjadi bentuk penjumlahan,
yakni 6+2 = 8 + 3 = 11 + 6 = 17. Angka
17 kita rubah menjadi 1+7 = 8 dalam urutan huruf Hijaiyah angka 8 menempati
pada huruf د
(dal), huruf tersebut mempunyai arti الدم yang berarti darah. Fungsi darah sendiri
adalah mengalirkan energi ke dalam tubuh, sehingga Al-Qur’an harus mendarah
daging kedalam tubuh manusia. Maka lihatlah perhitungan diatas, dari angka 17,
08, dan huruf “Dal”. Apakah angka tersebut bisa kita kaitkan dengan tanggal dan
bulan kemerdekaan Indondesia? Wallahu A’lam, semoga artikel ini bermanfaat dan
terlebih menjadikan diri kita lebih mencintai Al-Qur’an.
Sumber : seminar
menginstal Al-Qur’an, Ustad Bakhtiar Nasir
No comments:
Post a Comment