Tuesday, December 22, 2015

DISTORSI SEJARAH PESANTREN




Oleh : Ma’zumi
Alumnus PP. Al-Amien Prenduan, Sumenep Madura

            Kata Sejarah berasal dari Bahasa Arab “Syajarotun” yang berarti Pohon. Pohon yang di dalamnya terdakap akar, batang, cabang, daun, buah dan biji. Oleh karena itu untuk mengenal sejarah maka kenalilah akarnya atau sumber sejarahnya, dengan mengetahui sumber yang benar maka tidak ragu untuk mengetahui kepastian ilmu yang benar. Ibarat Al-Qur’an maka tidak ada keraguan di dalamnya karena sumbernya jelas yaitu Nabi Muhammad Saw sebagai penerima wahyu dari Allah melalui perantara malaikat Jibril.

            Pengertian lain dari sejarah adalah meminjam istilah Tarikh yang terambil dari Bahasa Arab yang berarti waktu. Pengertian Tarikh dalam Buku Tarikh Khulafa (Prof. Dr. Ibrahim Al-Quraibi) adalah Informasi tentang sebuah dekade waktu, yang disana terjadi berbagai macam peristiwa. Disiplin ilmu yang memberikan Informasi tentang perkembangan sebuah masyarakat, serta media untuk memahami berbagai macam peristiwa yang terjadi di masa lampau, sekaligus sejauh mana perkembangan itu mempengaruhi masa yang akan datang.

            Jika kita simpulkan dari pengertian diatas, maka untuk mendapatkan kebenaran suatu ilmu harus diperoleh dari sejarah yang benar berdasarkan sumber yang dapat dipercaya sesuai dengan waktu kejadiannya, sehingga akan membuahkan permata ilmu. Karena kebenaran akan bersumber dari yang benar (Al-Haqqu min rabbika). Sebagaimana Allah Berfirman dalam Al-Qur’an, “Perhatikan sejarahmu untuk hari esokmu” (Qs. 59 : 18).         
 
            Al-Qur’an sendiri adalah kitab suci yang di dalamnya mengandung sepertiga sejarah dan menganjurkan kepada kita untuk belajar dari Sejarah. Bahwa Al-Qur’an bukanlah perkataan yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Kata ‘Ibrah dalam ayat tersebut mempunyai arti menyebrang, Ma’bar yang berarti jembatan,  artinya bahwa pentingnya sejarah berfungsi untuk menghubungkan kita yang hidup hari ini dengan kehidupan zaman dahulu agar menjadikan pengajaran bagi orang yang menggunakan akalnya untuk berpikir (Qs. Yusuf : 111).

            Akan tetapi ketidaksadaran kaum muslimin akan hal itu sangat berpengaruh negatif terhadap ilmu dan keotentikan sejarah Islam sendiri, bahwa yang membangun peradaban dunia dan peradaban ilmu di Indonesia sendiri adalah berakar dari sejarah Islam. banyak sekali distorsi sejarah ilmu yang melupakan sejarah Islam sebagai tonggak kemajuan manusia yang  berperadaban. Salah-satunya adalah distorsi sejarah Pesantren itu sendiri, apakah benar Sejarah Pesantren berasal dari bahasa san sekerta yang diambil dari Agama Hindu? 

            Mari kita mengkajinya dengan buku karya Ahmad Mansur Suryangara yang berjudul “Api Sejarah, Maha Karya Perjuangan Ulama dan santri dalam menegakkan NKRI” Penerbit Suryadinasti. Disini kita banyak menemukan penyimpangan-penyimpangan sejarah Indonesia dan Sejarah Pesantren sendiri. Bahwa ada yang mengatakan Indonesia dibangun oleh kerajaan Sriwijaya dan Majapahit adalah sebuah kesalahan Fatal begitu juga kesalahan yang mengatakan bahwa Pesantren adalah sistem pendidikan yang diambil dari agama Hindu. 

            Dalam penulisan sejarah Indonesia, pada umumnya menuturkan adanya kekuasaan politik Islam atau kesultanan di Indonesia, terjadi sesudah kerajaan Hindu Majapahit runtuh. Tidak dimengerti bahwa kerajaan Hindu Majapahit didirikan pada 1294. Padahal, sembilan belas tahun sebelumnya di sumatra telah terjadi kesultanan Samudra Pasai pada 1275. Tidak pula bahwa di Aceh telah berdiri kekuasaan politik Islam Aceh pada Abad ke-9 M. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia di bangun oleh kerajaan Islam.

            Adapun distorsi sejarah pesantren, pembenarannya adalah dengan membuktikan bahwa Pesantren merupakan sistem pendidikan yang dikonversikan dari sistem pendidikan pada masa khilafah Umayah, Abbasiyah dan Fatimiyah yang sangat besar pengaruhnya atas pesantren di Nusantara Indonesia. karena itu, tidak benar yang  menyatakan pesantren meniru sistem pendidikan Hindu Budha karena kenyataannya di Bali tidak terdapat Pesantren Hindu atau Budha.

Fungsi Pesantren tidak hanya melahirkan Ulama. Namun, pesantren juga sebagai kancah pembinaan Pemimpin Bangsa. Para Putra Soeltan dari kesultanan ternate, tidore dan maluku pada umumnya, dipesantrenkan kepada Waliullah Sunan Ampel Surabaya dan sunan Giri di Gresik. Dan Pemakaian Toga wisuda yang bersegi empat adalah lambang Ka’bah, serta penamaan Madrasah adalah setara dengan nama Perguruan Tinggi atau lebih dikenal Universitas.

Termasuk penamaan Jakarta adalah karya salah seorang wali dari Wali Sanga yang bersumber dari Al-Qur’an yang terjadi bertepatan pada Bulan Ramadhan. Nama Fathan Mubiyna ( kemenangan Paripurna) atau Jayakarta yang kemudian dirubah menjadi Jakarta sebagai perjuangan sekaligus jawaban Ulama dan Santri melawan keputusan Paus Alexander VI dalam perjanjian Tordesilas, 1494,  yang memberikan kewenangan kerajaan katolik Spanyol dan Portugis untuk mempelopori  penegakan Imperialisme atau penjajahan Barat di dunia. 

            Belum lepas dari perjuangan santri yang ditindas oleh Pemerintah kolonial Belanda yang hanya memberikan fasilitas pendidikan untuk kalangan anak bangsawan dan anak Raja serta anak Eropa. Tidak lupa diberikan Fasilitas secara diskriminatif kepada Cina dan Ambon. Pesantren dijadikan target serangannya, ruthless operation (operasi yang tidak kenal belas kasih). Kiai atau Ulamanya digantung. Bangunan dan sarana pendidikan lainnya dibakar atau dirusakkan. Santri-santrinya ditangkap dan dibuang jauh dari wilayah asalnya.

            Belum cukupkah contoh diatas menjadi bukti bahwa Islam di Nusantara dibangun oleh Ulama dan Para Santri, yakni dari Pesantren. Tidak sadarkah kita sekarang bahwa perlahan Negeri ini mulai diserahkan kepada Pemimpin kafir yang tidak memihak terhadap Islam, kita lihat saja siapa yang memimpin Jakarta sekarang? menjadi penyimpangan yang besar melihat minuman keras dilegalkan  sebagai barang yang layak untuk dikonsumsi. Untuk mengembalikan Indonesia, kembalikan kepada Sejarah. Yakni kembalikan kepada Santri yang siap membangun Bangsa sebagai manifestasi dari tugas Khalifatullah fil Ardh.

Sumber : Api Sejarah, Mahakarya Ulama dan Santri dalam menegakkan NKRI, Hal 140-141. Oleh Ahmad Mansur Suryanegara.

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...