Monday, March 21, 2016

ISLAM DAN KONSEP JAHILIYAH




            Dalam mengkaji sirah-sirah Nabawiyah, kita sering mendengar istilah Jahiliyah sebelum kemudian nanti membahas tentang Dakwah Nabi dan kebangkitan islam yang diemban olehnya. Islam yang mampu menjadi oase di tengah gurun, dalam kajian sejarah kita mengetahui ia lahir di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah yang tidak lagi mengamalkan ajaran Hanifiyah yang dibawa oleh Abul Anbiya (bapak para Nabi), Ibrahim ‘alaihissalam.

            Jahiliyah yang sangat dikenal dan melekat pada bangsa arab saat itu adalah penyembahan terhadap berhala-berhala dan kemusyrikan yang tersebar di Jazirah arab. Ibnu Hisyam meriwayatkan bagaimana Amr bin Luhayyi ini memasukkan penyembahan berhala kepada bangsa arab. Ia berkata, “Amr bin Luhayyi keluar dari Mekkah ke Syam untuk suatu keperluannya. Ketika sampai di Ma’ab, di daerah Balqa’, pada waktu itu di tempat tersebut terdapat anak keturunan Amliq bin Laudz bin Sam bin Nuh.

            Dia melihat mereka menyembah berhala-berlaha. Amr bin Luhayyi lalu berkata kepada mereka, “apakah berhala-berhala yang kamu sembah ini?”. Mereka menjawab, “ini adalah berhala-berhala yang kami sembah. Kami meminta hujan kepadanya lalu kami diberi hujan. Kami meminta pertolongan kepadanya lalu kamii ditolong. Amr bin Luhayyi lalu berkata lagi, “bolehkah kamu berikan satu berhala kepadaku untuk aku bawa ke negeri arab? Agar mereka juga menyembahnya”. Mereka pun memberinya satu berhala yang bernama Hubal, lalu Amr membawanya ke Mekkah pulang ke Mekkah dan dipasanglah berhala tersebut”

             Demikian adalah awal mula Jahiliyah bangsa arab yang berkaitan dengan menyembah berhala. Kemudian Islam hadir yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang melanjutkan dakwah agama Hanifiyah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan menghapuskan Jahiliyah pada saat itu hingga hari ini. Akan tetapi sejarah telah membuktikan bahwa ketika zaman itu adalah sebuah zaman yang kosong dari kenabian (zaman ini) atau melepaskan konsep Nubuwwah dalam kehidupan, maka ia akan kembali pada zaman Jahiliyah.

            Lebih jelasnya Alquran memberikan empat gambaran tentang zaman jahiliyah, yang kesemua itu adalah mewakili jahiliyah pada saat itu. Untuk kemudian kita membandingkan dengan konsep jahiliyah kekinian yang semakin  mengarah kepada dekadensi moral bangsa dan agama. Pertama Alquran menggambarkan dengan Jahiliyah prasangka (Dzon Al Jahiliyyah) atau jahiliyah Akidah, yaitu kebodohan Akidah bangsa arab pada saat itu tentang keyakinan terhadap tuhan-tuhan mereka.

            Karena mereka tidak mempunyai ilmu dan sumber yang pasti tentang Tuhan mereka, maka yang dilakukan adalah mengira-ngira tentang Allah. Allah berfirman, “mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah” (Qs. Ali Imran : 154). Lihatlah kejahiliyahan mereka saat bertanya tentang konsep ketuhanan kepada Rasul, “Wahai Muhammad, gambarkanlah kepada kami ciri-ciri Tuhan yang mengutus engkau itu? Allah lalu menurunkan Surat Al-Ikhlas sebagai jawabannya.

            Lihatlah sekarang, dimana kita hidup dalam realitanya bahwa manusia meninggalkan Al-quran sebagai sebuah konsep kehidupan. Sehingga Allah pun hilang dari kehidupan, ketika terjadi sebuah permasalahan dalam hidup maka yang dicari bukanlah Allah melainkan meminta pertolongan kepada selain Dia. Contohnya kita bisa melihat dari orang-orang yang meraup kekayaan dengan jalan korupsi, membunuh, atau meminta pertolongan kepada dukun.

            Kedua, Hukum jahiliyah (Hukmul Jahiliyyah). Allah Berfirman, “apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (Qs. Al-Maidah : 50). Hukum Jahiliyah adalah hukum yang pada saat itu manusia tidak bersumber kepada hukum Allah, hukum jahiliyah tersebut mencakup semua hukum dalam tata kehidupan manusia baik itu hukum sosial, hukum Pernikahan, hukum Negara, hukum negara dan sebagainya.

            Yang bisa kita lihat saat ini adalah hilangnya hukum Allah, termasuk hukum tata negara. Bahwa di dalam Alquran Allah sudah menegaskan agar tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang beriman (Qs. An-Nisa : 144). Padahal ayatnya sangat jelas bahwa barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka ia adalah kafir, dzalim dan termasuk orang-orang fasik (Qs. Al-Maidah, 44, 45, 47).

            Ketiga, penampilan jahiliyah (Tabarruj Al-Jahiliyyah). Allah berfirman, “dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah) seperti orang-orang jailiyah dahulu” (Qs. Al-Ahzab :33). Dalam islam sangat memperhatikan betul bagaimana cara berpakaian yang syar’i, yakni dengan menutup aurat dan tidak menimbulkan kesan sombong. Karena berpakaian yang baik adalah bentuk dari penjagaan seseorang terhadap kehormatan dirinya.

            Boleh kita membandingkan dengan busana yang kita lihat hari ini. Kini busana bukan sekedar berfungsi untuk menutup aurat, akan tetapi lebih kepada fashion dan gaya hidup yang hedonis. Bahkan yang menjadi ironisnya ialah ketika berbusana rapih (syar’i) dinilai sebagai penampilan kolot dan jadul, mereka yang berbusana mini lebih dihormati dan diapresiasi sebagai sebuah seni mengindahkan tubuh, lalu mengabaikan konsep jahiliyah yang kita pahami tersebut.

            Keempat, Fanatisme Jahiliyah (Hamiyyatal Jahiliyyah). Allah Berfirman, “ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliyah, maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya..”(Qs. Muhammad : 26). Yang terahir ini Ustad Budi Ashari L.c (pakar sejarah Islam) mengatakan dengan kesombongan atau fanatisme jahiliyah. Karena pada saat itu bangsa arab berselisih tentang perlombaan kuda yang menimbulkan perpecahan diantara mereka, sebagian mengkultuskan pemenang dan sebagian lain mencaci.

            Islam adalah rahmatan lil ‘alamiyn, yaitu agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Agama yang mampu mengeluarkan manusia dari gelapnya  kehidupan jahiliyah menuju cahaya islam yang siap menerangi siapapun yang menerimanya secara kaffah dan tidak setengah-setengah. Karena jika konsep syariat dalam Islam diabaikan, maka yang ada adalah Jahiliyah yang semakin merebak. Lihatlah hari ini bagaimana kita Jahiliyah saat ini yang bahkan lebih jahiliyah dari zaman yang pernah kita kenal dalam sejarah. Jika dalam sejarah kita mengenal anak perempuan dikubur hidup-hidup, maka saat ini bayi yang belum terlahirpun dibunuh.

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...