Tuesday, March 15, 2016

MUHASABAH GURU



Oleh : Ma’zumi

            Di tengah kesibukan dunia pendidikan, terkadang kita lalai dari muhasabah diri yang seharusnya menjadi evaluasi kita dalam menjalaninya. Karena lebih memandang dunia sebagai tujuan dalam hidup. Maka, alangkah baiknya jika kita (pendidik) sejenak bermuhasabah. Diriwayatkan darin Syaqiq Al-Balkhi Rahimahullah, bahwa dia pernah bertanya kepada Hatim, “sudah berapa lama engkau menyertai aku. Lalu apa saja pelajaran yang bisa engkau serap?” Hatim menjawab, “ada delapan macam”.

            Aku suka mengamati manusia. ternyata setiap orang ada yang dicintainya. Namun jika dia sudah dibawa ke kuburannya, toh dia harus berpisah dengan sesuatu yang dicintainya. Maka ku jadikan yang kucintai adalah kebaikanku, agar kebaikan itu tetap menyertaiku di kuburan. Ku amati Allah SWT Berfirman, “..... dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu” (An-Nazi’at : 40). Sebisa mungkin aku mengenyahkan hawa nafsu, sehingga jiwaku menjadi tenang karena ta’at kepada Allah SWT. 

            Setelah kuamati, Aku tahu bahwa setiap orang mempunyai sesuatu yang bernilai dalam pandangannya, lalu dia pun menjaganya. kemudian kuamati Firman Allah SWT, “apa yang disisi kalian akan lenyap, dan apa yang disisi Allah akan kekal.” (Qs. An-Nahl : 96). Setiap kali aku mempunyai sesuatu yang berharga, maka aku segera menyerahkannya kepada Allah SWT, agar ia kekal disisi-Nya.

            Kulihat banyak orang yang kembali kepada harta, keturunan, kemuliaan, dan kedudukannya. Padahal semua ini tidak ada artinya apa-apa. Lalu ku amati Firman Allah SWT, “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian” (Qs. Al-Hujurat : 13). Karena aku bermal dalam lingkup taqwa agar aku menjadi mulia disisi-Nya.

            Kulihat manusia sering iri dan dengki. Lalu kuamati Firman Allah SWT, “kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia”. (Qs. Az-Zumar : 32). Ku lihat mereka saling bermusuhan. Lalu kuamati Firman Allah, “sesungguhnya setan itu musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh (kalian).” (Qs. Fathir : 6). Karena itu Aku tidak mau bermusuhan dengan mereka dan hanya setan semata yang ku jadikan sebagai musuh.

            Kulihat mereka berjuang habis-habisan untuk mencari rezeki, lalu kuamati Firman Allah SWT, “Dan, tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberikan rezekinya.” (Qs. Hud : 06). Lalu kuamati mereka mengandalkan perdagangan, usaha dan kesehatan badan mereka, tapi aku mengandalkan Allah SWT dengan bertawakkal kepada-Nya.

            Predikat guru sebagai pendidik hendaknya menjadikannya sebagai seorang hamba yang seutuhnya menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT. Termasuk dalam hal mendidik generasi bangsa yang kelak menjadi tulang punggung kebangkitan peradaban Indonesia yang berkemajuan dalam konteks generasi Qur’ani. Lihatlah Nabi Nuh, yang tidak pernah lelah mendidik anak hingga Allah pula yang memberikan keputusan atas mereka.

1 comment:

  1. ijin.....bolehkan saya gunakan muhasabah ini untuk kegiatan2 saya.....

    ReplyDelete

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...