Monday, March 21, 2016

ISLAM TANPA “LIBERAL”




            Perlu kita pikirkan bersama tentang sebuah konsep dan pemikiran, atau konsep dalam pemikiran tersebut. Apa yang dimaksud dengan islam dan bagaimana islam mengenalkan dirinya sebagai agama wahyu yang Haq dan memiliki kebenaran aksioma yang tidak bisa disangkal dengan pemikiran manusia itu sendiri, karena Islam adalah agama wahyu dan bersifat Given (pemberian) dari Allah SWT. Oleh karena itu akan lebih adil jika kita menyerahkan semua istilah tentang konsep dan pemikiran Islam tersebut kepada Yang Maha Pemberi yaitu Allah SWT.

            Secara umum kita mengenal istilah tentang agama yaitu ada Agama Samawi dan Agama Ardhi. Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy dalam bukunya FIQHUS SIRAH, menjelaskan bahwa tidak ada suatu istilah yang disebut orang sebagai Adyan Samawiyah (Agama-agama langit) yang ada hanyalah Syariat-Syariat Samawiyah. Dimana syariat yang baru menghapuskan syariat sebelumnya, sampai datang Syariat terahir yang dibawa oleh penutup para Nabi dan Rasul. 

            Sebagaimana Firman Allah SWT, “Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkan agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya.” (Qs. Asy-Syura :13). Lebih rinci Alquran menjelaskan bahwa agama dari dahulu hingga sekarang adalah Islam, “Dia Allah telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu...” (Qs. Al-Hajj : 78).

            Dari sini kita dapat memahami dan menyerahkan semua konsep dan pemikiran  kepada Allah SWT yang  lebih berhak memberikannya. Yaitu bahwa Allah SWT bahkan Rasul sendiri dan para sahabat tidak pernah tertulis dalam sejarah memberikan penambahan istilah pada Islam. Berbeda dengan zaman sekarang yang semakin banyak istilah-istilah yang bermunculan tentang Islam yang membuat kita semakin bingung, yaitu Islam toleran, Islam Fundamentalis, Islam Damai, Islam Nusantara, Islam Radikal, Islam Liberal dan lain-lain.
            Sudah saya katakan di awal bahwa yang berhak memberikan konsep dan penamaan dalam agama ini adalah Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya, “sesungguhnya Agama disisi Allah SWT adalah Islam” (Qs. Ali ‘Imran : 19). Sejalan dengan ini, saya hanya memberikan pertanyaan dalam diri, “apakah mereka yang memberikan konsep dan Istilah tentang Islam telah merebut Hak Tuhan?”. Semisal apa yang dikatakan oleh mereka yang mengaku sebagai Islam Liberal dengan mengatakan bahwa mereka  tidak mengakui adanya hukum Tuhan.

            Hal ini tentu bertentangan dengan Alquran yang mengatur manusia sebagai sumber hukum yang jelas-jelas berasal dari Allah SWT. Bahkan untuk itu Alquran mengulanginya hingga tiga kali berturut-turut, “Barang Siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang Kafir, mereka itulah orang-orang Dzalim dan mereka itulah orang-orang yang fasik” (Qs. Al-Maidah : 44, 45 dan 47).

            Liberalisme (wikipedia online) adalah sebuah ideologi, pandangan Filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

            Faham liberalisme menghendaki adanya kebebasan tanpa adanya pembatasan dari pemerintah dan Agama. Hal ini sangat bertentangan dengan Ayat, “Wahai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan Taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)” (Qs. An-Nisa : 59). Liberalisme juga membolehkan adanya Pluralisme Beragama, faham ini berujung pada pernyataan bahwa semua agama adalah benar dan menyembah Tuhan yang sama.

            Mari kita mengkaji ulang sejarah tentang Asbabun Nuzul dari Surat Al-Kafirun, bahwa pada saat itu Rasulullah SAW ditawari oleh kafir Quraiys untuk bertukar Tuhan agar mereka bisa bergantian menyembah Tuhan. Akan tetapi Allah menurunkan Surat Al-Kafirun secara tegas bahwa Rasulullah SAW tidak akan menyembah apa yang mereka sembah dan tidak akan beribadah (mengikuti) sebagaimana mereka beribadah.

            Dr. Adian Husaini dalam bukunya 10 Kuliah Agama Islam mengatakan, “jika ada yang menyatakan bahwa semua agama adalah jalan kebenaran, saat itu di kepalanya telah hilang konsep Iman dan kufur, konsep tauhid dan syirik. Baginya tiada penting lagi, apakah seorang bertauhid atau musyrik, tidak perlu dipersoalkan makan daging babi atau ayam, minum Khamr atau Jus Kurma, tidak penting lagi berjilbab atau telanjang, tiada beda antara nikah dengan zina. Yang penting adalah mengasihi sesama manusia. Saat itu, sejatinya agama-agama sudah tidak ada. Sudah diganti dengan SATU AGAMA, yaitu agama Global, agama universal, agama kemanusiaan dan agama cinta”.
            Lebih lanjut Dr. Adian Husaini menjelaskan bahwa kaum Pluralis agama biasanya mengambil dalil Surat Al-Baqarah ayat 62 dan Al-Maidah ayat 69 untuk menyatakan bahwa semua pemeluk agama apapun, asalkan beriman kepada Allah, percaya kepada Hari Ahir dan beramal Shalih pasti akan selamat. Padahal yang dimaksud beriman kepada Allah dalam kedua Ayat tersebut adalah iman yang sesuai dengan Iman konsep Islam, bukan konsep Iman kaum musyrik arab, kaum kristen atau konsep iman agama-agama lain.

            Islam bukanlah agama liberal, karena liberalisme menghendaki kebebasann tanpa adanya aturan Tuhan.  Dalam salah-satu Artikelnya Dr. Adian Husaini mengatakan bahwa Islam memiliki konsep Ikhtiar, yaitu “bebas” memilih sesuatu apapun selagi baik dalam pertimbangan hukum agama. Oleh karena itu berislam-lah yang Kaffah, tidak setengah-setengah. Kita diperintahkan untuk taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri bukan Ulil Abshar.

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...