“Demikian (Perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan
Syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”
(Qs. Al-Hajj : 32)
catatan Idul Adha.
Syiar Allah dalam ayat tersebut
adalah segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadah haji dan tempat-tempat
mengerjakannya. Para santri yang mengikuti Takbir Keliling di sekitar kampung
cibadak merupakan sebuah implementasi dari syiar Allah yang berbeda dari ibadah
haji. Karena syiar islam bentuknya bermacam-macam. syiar sendiri dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) mempunyai arti kemuliaan dan kebesaran.
Kemuliaan dan kebesaran Allah SWT
harus selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam ranah
individual, kelompok organisasi, serta masyarakat sosial yang bersifat
universal sehingga dapat menyentuh seluruh elemen masyarakat. Hal ini
diharapkan agar para santri sedikitnya merasakan aroma dakwah islam secara
terang-terangan.
Islam zaman sekarang sudah sangat
jauh berbeda dengan Islam pada masa perkembangan awal dakwahnya. Kaum muslimin
mendapatkan tantangan yang sangat berat dari kaum kafir Quraiys berupa
penyiksaan, pemboikotan, hingga menjadikan Rasulullah beserta para pengikutnya
Hijrah ke Madinah. Di Madinah Rasulullah dan para sahabat mendapatkan pengikut
yang lebih besar, hingga menjadi pusat peradaban Islam pertama pada saat itu.
Hingga saat ini umat islam sudah
merdeka, seharusnya tidak ada lagi yang ditakuti. Keadaan seperti ini hendaknya
tidak membuat kita lalai dalam mengabdi kepada Allah SWT. Hanya saja, yang
perlu diwaspadai adalah perang pemikiran yang melemahkan semangat keislaman
orang islam sendiri. Sehingga Islamophobia (takut terhadap Islam) bisa
jadi dari internal muslim. Al Islaamu
Mahjuubun Bil Muslim.
Tidak heran jika kita melihat
sesuatu yang paradoks. Seperti, malu pergi ke Masjid karena dianggap tidak
modern. Malu mendengarkan Alquran dari smartphone yang ia genggam, lantaran
lebih menyukai mendengarkan musik dengan alasan kekinian. Berpenampilan modis
ala artis agar bisa dikenal gaul. Dan berbagai macam alasan lain yang
sesungguhnya itu adalah sebuah wujud ketidak mampuan kita merasakan
internalisasi sebagai seorang hamba yang beribadah.
Takbir keliling merupakan sebuah
proses internalisasi diri dalam menghidupkan cahaya Allah di tengah masyarakat
yang redup. Antusiasme masyarakat melihat fenomena tersebut merupakan sebuah
fitrah kemanusiaan yang timbul secara otomatis. Bahwa sesungguhnya masyarakat
kita merindukan kedamaian islam yang hakiki.
“mereka hendak memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka. Tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun
orang-orang kafir membencinya”. (Qs. As-Saff : 08).
No comments:
Post a Comment