Thursday, November 10, 2016

INTERNALISASI HIJRAH DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI


Oleh: Ma’zumi,

            Ketika Nabi SAW melihat semakin gemparnya penyiksaan terhadap kaum muslimin, sementara beliau sendiri tidak dapat memberikan perlindungan kepada kaum muslimin. Beliau berkata kepada mereka, “Alangkah baiknya jika kamu dapat berhijrah ke Negeri Habasyah karena di sana terdapat seorang raja yang adil sekali. Di bawah kekuasaannya, tidak seorang pun boleh dianiaya. Karena itu, pergilah kamu kesana sampai Allah memberikan jalan keluar kepada kita, karena negeri itu adalah negeri yang cocok bagi kamu”.
            Setelah beberapa waktu tinggal di Habasyah, sampailah kepada mereka berita tentang masuk islamnya penduduk Makkah. Mendengar berita ini, mereka segera kembali ke Makkah. Hingga ketika sudah hampir masuk ke kota Makkah, mereka baru mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar. Karena itu, tidak seorang pun dari mereka yang masuk Makkah kecuali dengan perlindungan dari salah satu tokoh Quraisy.
            Sementara itu, Hijrah Rasulullah SAW ke Tha’if tidak mendapatkan sambutan yang baik. Beliau berbicara tentang Islam dan mengajak mereka supaya beriman kepada Allah SWT. Ajakan beliau ditolak mentah-mentah dan dijawab secara kasar. Mereka mengerahkan kaum penjahat dan para budak untuk mencerca dan melemparinya dengan batu, sehingga mengakibatkan cedera pada kedua kaki Rasulullah SAW.
            Sebenarnya masih banyak tempat yang dituju oleh Rasulullah SAW dalam berhijrah, akan tetapi secara umum sejarah menuliskannya secara jelas dari ketiga kota tersebut. Dari ketiga tempat tersebut, yaitu Hijrah ke Habasyah, Thaif dan Madinah. Masing-masing dari tempat hijrah tersebut memiliki karakteristik tersendiri sebagai sebuah proses internalisasi terhadap Diynul Islam.

            Yatsrib yang dituju oleh Nabi SAW kemudian menjadi Madinah. Merupakan sebuah momentum besar dalam perjalanan dakwah Islam dari misinya sebagai Rahmatan Lil ‘Alamiyn. Pada saat itu sebagai kota yang tertinggal, baik secara tingkat individual maupun sosial masyarakatnya. Disulap menjadi kota berperadaban, bahkan menjadi peradaban islam pertama.

            Madinah menjadi tatanan masyarakat baru yang moderat pada zamannya. Dengan Islam sebagai landasan utama dalam membangun negara Tauhid yang berdaulat kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Dan beliau SAW sebagai pimpinan pendiri yang pertama. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menentukan asas-asas sebuah negara.

            Asas-asas itu adalah membangun masjid. Mempersaudarakan sesama muslim secara umum dan antara kaum muhajirin, serta kaum anshar secara khusus. Ketiga, membuat perjanjian (dustur) yang mengatur kehidupan sesama kaum muslimin dan menjelaskan hubungan mereka dengan orang-orang di luar Islam secara umum dan dengan kaum Yahudi secara khusus.

            Ketiga asas tersebut tentu sangat urgen dalam membangun kehidupan individual dan sosial masyarakat. Masjid yang pertama dibangun sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang produktif. Dari masjid itulah Rasulullah SAW membimbing para sahabat dan umat  islam tentang asas-asas ibadah Mahdah dan Ghayru Mahdah. Hal ini yang akan melahirkan kesalehan individual dan kesalehan sosial.

            Ini juga sekaligus mengajarkan kepada kita tentang perbedaan cara nabi dalam membimbing umat dengan pemimpin sekarang. Hari ini kita melihat pemimpin yang katanya hendak meningkatkan sumber daya manusia, akan tetapi mayoritas memulainya dari  pembangunan lahan bisnis dan infrastruktur. Tidak heran jika kita melihat geliat masyarakat yang bersifat hedonis.

            Kedua, mempersaudarakan sesama muslim. Merupakan langkah urgen yang dipilih oleh Rasulullah SAW dalam menyatukan kaum muslimin yang berbeda pemikiran dengan latar belakang budaya masing-masing. Khususnya pada kaum Muhajirin dan Kaum Anshar.

            Penyatuan kaum muhajirin dan anshar menjadi sebuah kekuatan besar dalam membangun sebuah negara Islam. Kaum Muhajirin yang berlatar belakang sebagai niagawan dan kaum Anshar yang mayoritas petani, menjadikan keduanya bekerja sama dalam bidang perekonomian madinah. Sehingga Madinah menjadi sebuah kota yang maju. Baik secara kesalehan masyarakat maupun Sumber Daya Manusia yang produktif dalam bidang ekonomi.

            Ketiga, perjanjian yang mengatur  baik sesama kaum muslimin dan orang-orang kafir Madinah, khususnya dengan kaum Yahudi. Merupakan sebuah implementasi dalam membentuk tatanan masyarakat baru yang saling menghormati antar ras, suku dan agama yang berbeda. Khususnya dalam hal toleransi beragama.
            Setidaknya solusi inilah yang dibutuhkan oleh bangsa dalam membangun sebuah peradaban. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku dan agama yang berbeda disatukan oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan pancasila sebagai ideologi bangsa. sebenarnya ini adalah inspirasi dari Nabi SAW yang mendirikan kota Madinah dengan tiga asas tersebut,  disertai dengan piagam madinah yang menjadi ideologi bersama.

            Namun untuk saat ini, nilai-nilai tersebut tidak terealisasikan dengan baik. Mengingat masyarakat terlalu mudah diadu domba dari satu golongan ke golongan lain. Perlu adanya gerakan sosial untuk saling menyatukan, bukan sekedar memperkeruhkan suasana. Hikmah Hijrah yang diajarkan oleh Nabi SAW menjadi solusi terbaik sepanjang masa kehidupan manusia.

            Di dalamnya sudah memuat bagaimana perjuangan dakwah secara tersembunyi dan terang-terangan. Dari penyiksaan, hijrah, hingga berujung pada pembangunan sebuah peradaban emas. Hal ini menjadi pelajaran buat kita, bahwa dalam sejarahnya Islam telah mampu memanusiakan manusia. Memerdekakan manusia dari penjajahan fisik dan pemikiran.


            Internalisasi dari makna hijrah tersebut adalah ketika kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari. berawal dari gerakan spiritual menuju gerakan penanaman jiwa kebangsaan dan keberagamaan tanpa adanya dikotomi. Inilah sebuah nilai yang menyatukan dan membangun kemanusiaan yang sejati di bawah landasan Nusa, Bangsa dan Agama.


sumber: Shirah Nabaiwyah, Said Ramadhan Al-Bhuty

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...