Friday, February 12, 2016

PELAJARAN BERHARGA DARI MAJELIS ILMU AL-GHAZALI




Oleh : Ma’zumi
Mahasiswa Semester VI STAI La-Tansa Mashiro, Rangkasbitung. dan Pengajar di PPM.MANAHIJUSSADAT

            Imam Al-Ghazali adalah Ulama yang dikenal dengan bukunya yang berjudul “Ihya’ Ulumuddin”. Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah singkat dalam Majelis ilmu Imam Al-Ghozali. Suatu hari, Imam Al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan. Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”.

            Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya. Imam Al-Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “MATI”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Hidup di dunia ini hanya sementara dan di dalamnya tidak lain adalah kesenangan yang fatamorgana.

Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Api Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka Sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Qs. Ali- Imran : 185).

            Sudahkah kita menjalankan konsep Taqwa dengan sebenar-benarnya taqwa dalam kehidupan ini? Sungguh taqwa akan mengantarkan kepada petunjuk jalan yang diridhai Allah SWT untuk menuju Surga-Nya. Pertanyaan kedua adalah, “apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini? Murid-muridnya ada yang menjawab negara China, bulan, matahari, dan bintang-bintang.

            Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka katakan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama. Memperbanyak amal kebaikan dan menutup amal keburukan.

            Pertanyaan ketiga, “Apa yang paling besar di dunia ini?”. Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi dan matahari. Lalu Imam Ghazali mengatakan semua jawaban itu benar, tapi yang paling besar di dunia ini adalah “NAFSU”. Nafsu yang tidak bisa menahannya adalah karena manusia enggan untuk mengikuti apa yang diperintahkan Allah SWT dan dibawa oleh Rasul-Nya.

            “Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Qs. Al-A’raf : 179).

            Pertanyaan keempat, “Apa yang paling berat di dunia ini?” ada yang menjawab besi, baja, dan gajah. Imam Ghazali mengatakan semua jawaban benar, tapi yang paling berat adalah “AMANAH”. Sebagaimana yang termaktub dalam Firman Allah SWT, “Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (Qs. Al- Ahzab : 72).

            Kebanyakan para Ahli Tafsir memaksudkan dengan amanah disini adalah tugas-tugas keagamaan. Pada awal-awal kejayaan Islam, kita mendengar bahwa para sahabat, tabi’in, ketika mereka diberikan amanah mereka menangis bahkan banyak yang menolak. Berbeda dengan apa yang kita lihat hari ini, zaman ketika amanah diperjual-belikan dengan harga yang murah hanya demi kepentingan kelompok, bukan untuk membangun umat.

            Pertanyaan kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”. Murid-muridnya ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daun. Semua itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan “MENINGGALKAN SHALAT”. Padahal kita semua telah mengetahui bahwa shalat adalah penentu dari semua amal kita, kalau shalatnya benar maka benarlah semua amalnya, dan begitu pula sebaliknya.

            Pertanyaan keenam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”. Murid-muridnya menjawab dengan serentak, Pedang. Imam Ghazali mengatakan benar, akan tetapi yang paling tajam adalah “LIDAH MANUSIA”. Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri. Demikian adalah kisah dari Majelis Ilmu yang agung, di dalamnya terdapat banyak hikmah yang bisa kita petik sebagai muhasabah diri.




No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...