Friday, December 29, 2017

Caramu Berbohong Sangat Bagus Nak

Oleh: Ma'zum H.S

Artikel ini bukan bertujuam untuk menyudutkan siapapun, profesi atau mencederai kultur dalam dunia pendidikan. Hanya analisis bebas yang tentunya dengan keterbatasan pemahaman saya tentang "Drama/akting" sebagai media dakwah dalam dunia pendidikan.

Langsung saja. Dalam dunia pendidikan, baik sekolah formal maupun pesantren. Tidak jarang kita temui "Drama/akting" dijdikan sebagai media Dakwah. Yang pro terhadap hal ini tentu lebih memandang sisi positifnya. Namun yang perlu digaris bawahi adalah "Apakah ia mampu berperan dalam kehidupannya sesuai dengan tokoh yang ia perankan dalam Drama?"

Anak didik yang berhasil memerankan tokoh tertentu dalam pentas drama. Tentu mereka akan mendapatkan apresiasi. Kurang lebih Sang Guru akan mengatakan, "Aktingmu sangat bagus nak!" Hal ini boleh bermakna, "Kamu sangat menjiwai dalam memerankan seorang tokoh."

Sekilas dalam hal tersebut tidak ada masalah. Akan tetapi, jika kita ingin mencari hikmah dari realita, tentu berbalik 180 derajat. Karena semua itu hanya akting. Yang hanya bisa didapat ketika di atas pentas atau dibalik layar televisi.

Sering saya melihat film yang bergenre Islami. Di dalamnya menayangkan adegan-adegan suami-istri. Berpegangan tangan, maaf (berciuman), bahkan hingga adegan membuka aurat/kerudung. Sejatinya kita mengetahui bahwa mereka bukanlah  mahram. Dan sekali lagi, mereka itu hanya akting demi menaikkan _rating_ produksi filmnya.

Ini nyata, meskipun saya melihatnya hanya dengan satu kasus. Seorang santri yang berprestasi dalam bidang akting. Tatkala ditanya oleh salah seorang Ustaz, kenapa tanganmu berdarah. Dia menjawab, "Jatuh dari lapangan Basket". Ternyata, ia berbohong. Luka di tangan tersebut akibat kabur dari pondok, bermain motor lalu kecelakaan. Pintar sekali aktingnya. Bukan hanya itu, tak jarang saya temui izin keluar dari pondok dengan alasan yang berbohong.

Dari fakta tersebut, saya menerjemahkan perkataan guru yang berbunyi, "Aktingmu sangan bagus nak!". Bermakna, "Bagus sekali caramu berbohong". Tingkatkan lagi prestasimu dalam berbohong. Hal ini bukan saya fokuskan dalam dunia pendidikan. Tetapi dalam dunia akting para artis. Karena pedoman kehidupan mereka bukan Nabi Saw. Tetapi artis. Hal ini terbukti tatkala mereka lebih menghormati artis daripada Ulama/mengenal sejarah Nabi-nabi.

Teringat perkataan Ahli Sejarah, Ustaz Budi Ashari L.c, "Salah satu ciri masyarakat yang rusak adalah ketika artis/hiburan lebih disukai daripada ilmu dan ahli ilmu". Ungkapan ini adalah sari hikmah dari Ulama yang pernah membangkitkan Islam di Andalusia.

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...