Oleh : YM (Yusuf Ma’zum)
“...adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cintanya kepada
Allah.....” (Qs.Al-baqarah : 165)
Sudah
menjadi budaya remaja yang sedang menginjak masa dewasa, masa-masa yang katanya
pencarian jati diri menuju proses kematangan berpikir dan pendewasaan diri.
Pergaulan remaja yang tidak akan jauh dari interaksi antara lawan jenis yang
bisa menimbulkan seribu kemungkinan efek negatif dari satu perbandingan efek
positif yang ada. Ini yang biasa disebut dengan istilah pacaran.
Pacaran, menurut Wikipedia online
merupakan proses perkenalan antara dua insan yang biasanya berada pada
rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal
dengan pernikahan. Jadi jelas, dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pacaran itu hanya untuk sesuatu yang baik-baik. Tapi pada kenyataannya proses
tersebut masih sangat jauh dari tujuan sebenarnya bahkan sangat menyimpang.
Berikut akan dijelaskan beberapa efek negatif dari pacaran dan keistimewaan
seorang jomblo.
Pacaran dalam definisi yang salah
berawal dari pandangan mata yang turun ke aurat (baca nafsu). ketika terjadi
interaksi antara lawan jenis yang dilanjutkan dengan pengungkapan perasaan,
berpegangan tangan, dan sebagainya yang apabila kebiasaan buruk ini terus
ditingkatkan maka akan menimbulkan seks bebas. memang tidak semua orang
berpacaran melakukan seks bebas, tapi banyak kasus berawal dari sini. Karena ada
yang mengatakan ketika seseorang mengungkapkan perasaan dengan ungkapan “aku
sayang kamu” juga berarti “aku ingin berzina denganmu”, karena zina
sendiri bukan sebatas seks bebas, dalam arti lebih luas mempunyai makna zina
mata, zina tangan, kaki, dan zina pikiran.
Orang yang berpacaran memiliki
kebiasaan memberi hadiah kepada pacarnya sesuatu yang berlebih sebagai tanda cinta.
tapi apakah mereka sadar, pernahkah mereka memberi hadiah kepada ayah dan
ibunya yang selama ini membesarkannya dengan kasih sayang? Atau dari mana uang
yang anda pakai untuk memberikan hadiah? Dari orang tua? Saya yakin orang tua
anda kerja keras banting-tulang memberi anda uang untuk keperluan sekolah, atau
jangan-jangan anda melanggar kalamullah dari surat Al-waqi’ah ayat 82 yang
berbunyi “dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru
untuk mendustakan-Nya”.
Pacaran juga dapat menjadikan
pelakunya galau dan stress sedini mungkin. pasalnya mereka sudah merasakan apa
itu namanya cemburu, tekanan psikologis, dihianati, gegana dan lain-lain.
Sungguh menjadi hal sangat ironis. Keindahan pacaran dimulai dengan
sumpah-sumpah palsu yang diahiri dengan penghianatan. Usia muda dihabiskan
begitu saja dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Bukankah sebaik-baik islam
seseorang itu meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, dan waktu muda
itu akan ditanyakan di hadapan Allah?.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa orang yang pacaran itu berkhianat kepada semua pihak, teman dekat, orang
tua, pergaulan sosial dan tentu melanggar perintah Alla, “.....dan
orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah” (Qs. Al-baqoroh
: 165). karena banyak kita temui orang berpacaran semakin bermalas-malasan
untuk beribadah.
Bagaimana dengan orang tua yang
membiarkan anaknya berpacaran? Rasulullah S.a.w Bersabda : “ tiga golongan
yang yang tidak akan memasuki surga sampai bila itu si dayus, wanita yang menyerupai
laki-laki dan orang yang ketagihan arak.” Lalu sahabat bertanya “wahai
Rasulullah kami telah faham arti orang yang ketagihan arak, tetapi apakah itu
dayus?” Nabi menjawab “yaitu orang yang tidak memperdulikan siapa yang masuk
bertemu dengan ahlinya (isteri dan anak-anaknya).” (HR.Ath-thabrani).
Maksud dari dayus adalah suami atau
bapak yang tiada perasaan risau dengan siapa isteri dan anaknya bersama dan
bertemu. Malah ada yang membiarkan saja isteri dan anak perempuannya di pegang
lelaki lain. Na’udzubillah, semoga kita dijaga oleh Allah dari hal demikian.
Sekarang mari kita simak beberapa
keajaiban yang dimiliki jomblowan dan jomblowati. Jomblo itu pemberani dan
tidak manja, kemanapun ia berjalan sendiri, tidak takut begal ataupun
sejenisnya. Tidak manja seperti orang yang pacaran kalau makan inginnya
disuapin terus. Ketika malmingan jomblo lebih suka di rumah, menghindari maksiat,
shalat jama’ah yang rajin dan selalu berdo’a agar diberikan oleh Allah jodoh
yang shalehah.
Berani jomblo itu ajaib, remaja yang
berpacaran sering terjebak oleh ungkapan yang salah yaitu “cinta itu buta”. Jomblowan dan
jomblowati memahami betul bahwa yang buta adalah nafsu bukan cinta, karena
cinta pasti akan mengarahkan manusia pada jalan yang benar. “Karena nafsu
itu selalu mendorong kepada kejahatan”. (Qs.Yusuf : 53).
Berani jomblo itu ajaib, para jomblo
lebih mengutamakan pasangan hidup yang halal. jomblo lebih berani mengungkapkan
perasaan langsung kepada calon mertuanya, berbeda dengan orang yang berpacaran,
ketemu orang tuanya saja tidak berani, apalagi mengungkapkan yang lebih serius.
Berani Jomblo itu ajaib, rupanya
jomblo itu mengerti betul pesan Allah dalam Al-qur’an Surat An-Nur ayat 26 “perempuan-perempuan
yang keji untuk laki-laki yang keji, sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik”. perlu diingat bahwa manusia dibatasi oleh
ketidak-tahuan dan ketidak-pastian.
Ketidak tahuan tentang masa depan,
rezeki, umur, jodoh, karena yang ghaib adalah kuasa Allah (Qs.An-Nahl :77).
Dengan ketidak-tahuan manusia akan mendapatkan keajaiban jika ia terus berusaha
dengan kebaikan yang ia tempuh (Qs. Al-Jin : 16).
Untuk itu, perlu cara untuk
mendapatkan keajaiban. Keajaiban jodoh yang baik dengan memperbaiki diri dan
menjauhkan diri dari zina (pacaran), keajaiban rezeki dengan shalat dhuha dan
sedekah, keajaiban panjang umur dengan memperluas silaturrahmi, shalat
tahajjud, dan akhlak yang baik, dan keajaiban karir dengan istiqomah pada
bidang yang dimiliki.
Melihat realita dan fakta diatas
tentu jomblo lebih diuntungkan dari sisi kehidupan dunia dan aherat, karena
orang yang berpacaran hanya menikmati kesenangan hidup yang sesat dan sesaat.
Jikalau anda yang membaca artikel ini ada hidapan saya, tentu akan kutepuk
pundak anda dan mengatakan “udahlah putusin aja...! belum tentu juga
ia menjadi pasangan hidupmu.! Berapa uang yang anda habiskan untuk itu, dan
berapa lama waktu yang anda lewatkan untuk Allah”.
Menurut ilmu psikologi, remaja
adalah masa-masa dimana seseorang mulai mengabaikan aturan agama. Apa respon
seorang remaja ketika mendengar ceramah keagamaan? Atau respon mereka ketika
diberi nasehat yang baik dari agama? Sebagian besar menolak, sebagian lagi
hanya mendengar. Hanya sebagian kecil yang mau mendengar dan mengamalkan
nasehat agama, yaitu para jomblowan dan jomblowati sejati. Karena petunjuk
agama ialah bagi orang-orang yang mau mendengar dan mengamalkan nasehat yang
baik (Qs.Az-Zumar : 18).
Ada tiga respon jika artikel ini
dibaca oleh remaja, bagi orang yang mempunyai pacar mungkin mengatakan “ah,
artikel ini pasti dibuat oleh orang jomblo yang berusaha menghibur diri”
bagi sang jomblo mungkin berkomentar “ inilah jawaban yang selama ini aku
cari” tapi bagi orang yang mempunyai pacar dan tersadarkan dirinya ia akan
berkata “ Astaghfirullah, ternyata apa yang telah saya lakukan adalah
durhaka kepada orang tua dan agama.” Ketika teman-temannya berpacaran,
jomblo lebih suka mengaji dan mengkaji, kemudian berkata dalam hati “Gue mah
Gitu orangnya”.
.
No comments:
Post a Comment