Monday, June 8, 2015

MEMIMPIN DUNIA DENGAN MENULIS


Oleh : Yusuf Ma’zum

Mahasiswa Semester IV STAI La-Tansa Mashiro, Rangkasbitung
            Dalam kesuksesan dakwah Islam kita tidak bisa dipisahkan oleh peran tulis menulis sebagai sarana dakwah yang efektif. Kita bisa membayangkan apabila Al-qur’an dan Hadits yang ada sekarang  tidak ditulis dan dibukukan oleh para sahabat karena pada masa itu kaum muslimin sangat kuat dalam dalam mengandalkan hafalan sebagai hujjahnya. Serta peran para sahabat dan tabi’in yang membukukan Al-qur’an dan mengkodifikasikan Hadits sebagai manifestasi pewarisan ilmu kepada generasi selanjutnya merupakan sebuah manfaat yang begitu besar.
            Tidak luput dari memori sejarah kemunduran Islam yang ditandai dengan hilangnya ilmu (kitab-kitab islam) yang ditenggelamkan oleh tentara mongol. sehingga sumber pengetahuan islam sebagai warisan terbesar hilang tanpa arti. Apakah hal ini senada dengan ulah pemerintah yang  memblokir beberapa situs islam yang selama ini memudahkan dakwah?
            Tulisan memiliki peranan penting untuk mempengaruhi siapapun yang membacanya. Setiap tulisan yang dibaca seakan memiliki nyawa yang mampu mensugesti pikiran siapapun pembacanya. Kita bisa melihat beberapa ibrah yang yang dapat diambil dari tulisan yang mampu merubah seseorang.
            Umar bin Khattab yang sangat keras permusuhannya terhadap Islam hatinya luluh setelah membaca bagian dari surat Taha yang membuatnya menjadi orang yang terdepan dalam membela Islam. Serta surat-surat yang dibuat Rasulullah yang mampu melunakkan hati Raja-raja arab untuk memeluk islam. Jadi peran dan manfaat menulis sangat agung di mata Islam dalam rangka meninggikan kalimat Allah diatas muka bumi.
            Ada beberapa alasan yang mendasari umat islam untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana dakwah dan memperdalam wawasan agama. Pertama, tuntutan Allah dalam kalam-Nya yang berbunyi “yang mengajarkan (manusia) dengan pena, mengajarkan manusia apa yang belum diketahuninya”.(Qs.Al-‘Alaq : 03-04).
            Kedua, sabda Rasululllah s.a.w barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya karena itu adalah serendah-rendahnya iman”.
            Mencegah sesuatu yang mungkar dengan tangan adalah tugas seorang pemimpin islam dan siapapun yang berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Mencegah dengan lisan ialah bagi siapapun yang tidak mampu bertindak dengan tangan, dan mecegah dengan hati ialah bagi orang yang tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan keduanya. Jadi Islam memberikan ruang dakwah kepada seluruh tingkat masyarakat karena kita dianjurkan untuk berdakwah meskipun hanya satu ayat.
            Apabila seorang pemimpin Islam tidak mampu merubah dunia dengan langkah kekuasaannya maka umat muslim butuh banyak generasi penulis sebagai langkah konkrit menuju ruang dakwah yang lebih konfrehensif.
            Saat ini umat Islam sangat dilanda oleh gejala Islamopobia yang membuat kita takut untuk melangkah berdakwah lebih dari biasanya. Karena pada realitanya islam sedang disorot oleh mata dunia yang menyerang dari segala penjuru untuk menghancurkan pundi-pundi moral keislaman.
            Ketiga, Republik Indonesia yang mengusung tema Negara Demokrasi yang memberikan hak warga negaranya untuk bebas menyampaikan pendapat dimuka umum hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memberikan warna (pendapat) baik dengan lisan maupun tulisan. Tapi sayang seribu sayang, sang pemegang Demokrasi malah mengkhianati esensi demokrasi yang dibangun sejak dulu.
            Keempat, menulis merupakan sebuah manifestasi perbedaan karakter antara seseorang yang mempunyai integritas terhadap kemajuan dunia pendidikan, serta perbedaan bahwa orang yang menulis lebih memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan para Ulama yang menyusun kitab-kitab dan mengarang beberapa buku.
            Kelima, menulis merupakan cara seseorang menjadikan dirinya sebagai pelaku sejarah untuk diri dan lingkungannya. Sebagaimana seorang penyair ternama tanah air mengatakan “Aku ingin hidup seribu tahun lagi” dan memang benar, seorang penulis akan terus hidup meskipun jasadnya tidak lagi berada di dunia. Ruhnya akan selalu hadir menemani pembaca karyanya. Dan nama penulis akan terus terkenang menghiasi sejarah dan panggung sinema kehidupan.
            Kita  bisa melihat banyak contoh hanya denga tulisan yang menempel siatas kertas putih yang tak bernyawa tersebut mampu mempengaruhi dunia. Contohnya  pada Pilpres tahun lalu kita banyak peranan tulisan sangat mempengaruhi mindset dan cara pandang masyarakat indonesia terhadap salah satu tokoh yang kelak akan memimpin bangsa dengan kekuasaannya. Ahirnya timbbullah fitnah yang membuat masyarakat menjadi bingung karena tidak adanya jalan tengah yang sanggup menghakimi siapa yang benara dan siapa yang dalah dari kedua media tersebut.
            Sudah jelaslah manfaat yang besar dari kegiatan tulis menulis, menulis juga dapat menjadikan orang biasa menjadi orang terkaya di dunia. J.K Rolling penulis buku Harry Potter yang memulai tulisannya dengan imajinasi yang ia tuliskan diatas selembar tissue yang menjadikannya orang terjaya di inggris.
            Inilah motivasi yang seharusnya dibangun oleh bangsa dan agama islam dengan menanamkan rasa cinta terhadap sebuah karya tulis. Jika anda tidak mampu berpentas menjadi pemimpin bangsa, atau tidak mempunyai jabatan apapun untuk berpengaruh dan menebar manfaat kepada orang lain. akan tetapi jika anda memberikan sebuah karya (tulis) kepada dunia, niscaya anda mampu merubah dunia dengan menulis. Manusia boleh hilang di telan zaman, tapi sejarah yang akan mencatat (penulis) agar ia tetap hidup sepanjang zaman.
           

No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...