Oleh : Yusuf Ma’zum
Mahasiswa Semester IV STAI La-Tansa
Mashiro, Rangkasbitung

Dalam kesuksesan dakwah Islam kita
tidak bisa dipisahkan oleh peran tulis menulis sebagai sarana dakwah yang
efektif. Kita bisa membayangkan apabila Al-qur’an dan Hadits yang ada
sekarang tidak ditulis dan dibukukan
oleh para sahabat karena pada masa itu kaum muslimin sangat kuat dalam dalam
mengandalkan hafalan sebagai hujjahnya. Serta peran para sahabat dan tabi’in
yang membukukan Al-qur’an dan mengkodifikasikan Hadits sebagai manifestasi
pewarisan ilmu kepada generasi selanjutnya merupakan sebuah manfaat yang begitu
besar.
Tidak luput dari memori sejarah
kemunduran Islam yang ditandai dengan hilangnya ilmu (kitab-kitab islam) yang
ditenggelamkan oleh tentara mongol. sehingga sumber pengetahuan islam sebagai
warisan terbesar hilang tanpa arti. Apakah hal ini senada dengan ulah
pemerintah yang memblokir beberapa situs
islam yang selama ini memudahkan dakwah?
Tulisan memiliki peranan penting
untuk mempengaruhi siapapun yang membacanya. Setiap tulisan yang dibaca seakan
memiliki nyawa yang mampu mensugesti pikiran siapapun pembacanya. Kita bisa
melihat beberapa ibrah yang yang dapat diambil dari tulisan yang mampu merubah
seseorang.
Umar bin Khattab yang sangat keras
permusuhannya terhadap Islam hatinya luluh setelah membaca bagian dari surat
Taha yang membuatnya menjadi orang yang terdepan dalam membela Islam. Serta
surat-surat yang dibuat Rasulullah yang mampu melunakkan hati Raja-raja arab
untuk memeluk islam. Jadi peran dan manfaat menulis sangat agung di mata Islam
dalam rangka meninggikan kalimat Allah diatas muka bumi.
Ada beberapa alasan yang mendasari
umat islam untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana dakwah dan
memperdalam wawasan agama. Pertama, tuntutan Allah dalam kalam-Nya yang
berbunyi “yang mengajarkan (manusia) dengan pena, mengajarkan manusia apa yang
belum diketahuninya”.(Qs.Al-‘Alaq : 03-04).
Kedua, sabda Rasululllah s.a.w
barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu,
jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya
karena itu adalah serendah-rendahnya iman”.
Mencegah sesuatu yang mungkar dengan
tangan adalah tugas seorang pemimpin islam dan siapapun yang berani menegakkan
amar ma’ruf nahi munkar. Mencegah dengan lisan ialah bagi siapapun yang tidak
mampu bertindak dengan tangan, dan mecegah dengan hati ialah bagi orang yang
tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan keduanya. Jadi Islam memberikan
ruang dakwah kepada seluruh tingkat masyarakat karena kita dianjurkan untuk
berdakwah meskipun hanya satu ayat.
Apabila seorang pemimpin Islam tidak
mampu merubah dunia dengan langkah kekuasaannya maka umat muslim butuh banyak
generasi penulis sebagai langkah konkrit menuju ruang dakwah yang lebih
konfrehensif.
Saat ini umat Islam sangat dilanda
oleh gejala Islamopobia yang membuat kita takut untuk melangkah berdakwah lebih
dari biasanya. Karena pada realitanya islam sedang disorot oleh mata dunia yang
menyerang dari segala penjuru untuk menghancurkan pundi-pundi moral keislaman.
Ketiga, Republik Indonesia yang
mengusung tema Negara Demokrasi yang memberikan hak warga negaranya untuk bebas
menyampaikan pendapat dimuka umum hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk memberikan warna (pendapat) baik dengan lisan maupun tulisan. Tapi sayang
seribu sayang, sang pemegang Demokrasi malah mengkhianati esensi demokrasi yang
dibangun sejak dulu.
Keempat, menulis merupakan sebuah
manifestasi perbedaan karakter antara seseorang yang mempunyai integritas
terhadap kemajuan dunia pendidikan, serta perbedaan bahwa orang yang menulis
lebih memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Hal ini dibuktikan dengan
kebiasaan para Ulama yang menyusun kitab-kitab dan mengarang beberapa buku.
Kelima, menulis merupakan cara
seseorang menjadikan dirinya sebagai pelaku sejarah untuk diri dan lingkungannya.
Sebagaimana seorang penyair ternama tanah air mengatakan “Aku ingin hidup
seribu tahun lagi” dan memang benar, seorang penulis akan terus hidup meskipun
jasadnya tidak lagi berada di dunia. Ruhnya akan selalu hadir menemani pembaca
karyanya. Dan nama penulis akan terus terkenang menghiasi sejarah dan panggung
sinema kehidupan.
Kita
bisa melihat banyak contoh hanya denga tulisan yang menempel siatas
kertas putih yang tak bernyawa tersebut mampu mempengaruhi dunia.
Contohnya pada Pilpres tahun lalu kita
banyak peranan tulisan sangat mempengaruhi mindset dan cara pandang masyarakat
indonesia terhadap salah satu tokoh yang kelak akan memimpin bangsa dengan
kekuasaannya. Ahirnya timbbullah fitnah yang membuat masyarakat menjadi bingung
karena tidak adanya jalan tengah yang sanggup menghakimi siapa yang benara dan
siapa yang dalah dari kedua media tersebut.
Sudah jelaslah manfaat yang besar
dari kegiatan tulis menulis, menulis juga dapat menjadikan orang biasa menjadi
orang terkaya di dunia. J.K Rolling penulis buku Harry Potter yang memulai
tulisannya dengan imajinasi yang ia tuliskan diatas selembar tissue yang
menjadikannya orang terjaya di inggris.
Inilah motivasi yang seharusnya
dibangun oleh bangsa dan agama islam dengan menanamkan rasa cinta terhadap
sebuah karya tulis. Jika anda tidak mampu berpentas menjadi pemimpin bangsa,
atau tidak mempunyai jabatan apapun untuk berpengaruh dan menebar manfaat
kepada orang lain. akan tetapi jika anda memberikan sebuah karya (tulis) kepada
dunia, niscaya anda mampu merubah dunia dengan menulis. Manusia boleh hilang di
telan zaman, tapi sejarah yang akan mencatat (penulis) agar ia tetap hidup
sepanjang zaman.
No comments:
Post a Comment