Thursday, January 14, 2016

Jangan Takut Menghafal Al-Qur’an



Kalian adalah Ayat-ayat yang Berjalan

            Jika kita sering bertanya kepada seorang Muslim tentang apa yang harus dijadikan sebagai pedoman hidup, maka secara aklamasi mereka akan menjawab “Al-Qur’an dan Hadits” sebagai Pedoman Hidup. Namun realita berkata lain, lain mulut berucap, lain pula gerak langkah kaki dan tangan menentukan arah tujuan hidup, jangankan untuk menghafal dan mendalami ilmu Al-Qur’an, untuk sekedar menunaikan rukun Islam kedua saja sangat sulit untuk ditegakkan. Padahal sangatlah tegas Al-Qur’an mengatakan bahwa yang demikian adalah salah-satu ciri dari sifat Munafik, dan Al-Qur’an mengancam akan menempatkan mereka di Neraka yang paling dasar (Qs. An-Nisa : 142 dan 145), Na’udzubillah.

            Al-Qur’an yang menjadi Jargon “pedoman hidup” belumlah terbukti secara riil walaupun pada lingkungan di sekitar kita secara khusus. Al-Qur’an masih menjadi Benda asing, Al-Qur’an tidak begitu menarik jika dibandingkan dengan  gadget yang kita pegang sehari-hari, boleh dikatakan (maaf) gadget itulah yang kini sudah menjadi kitab suci Umat Islam, bukan lagi Al-Qur’an. Rasulullah SAW pun mengeluh hingga diabadikan di dalam Al-Qur’an.

“Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan". (Qs. Al-Furqon : 30).

            Al-Qur’an adalah pedoman hidup, akan tetapi ketika seorang muslim dituntut untuk mempertanggung-jawabkan konsekuensi dari ucapannya maka ia akan mundur 1000 langkah untuk menjauhi Al-Qur’an dengan berbagai Alasan ; takut lupa, takut tidak bisa mengamalkan, tanggung jawabnya besar, tidak ada waktu, takut menjadi beban dan sebagainya. Yang sebenarnya alasan diatas hanya akan semakin menjauhi kita dari petunjuk Al-Qur’an, takutlah pada ancaman Al-Qur’an yang apabila hati kita terkunci sehingga tidak bisa memahaminya.
           
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Qs. Muhammad : 24).
           
            Memang bisa dimaklumi apabila kita mempunyai alasan dengan berbagai macam rasa takut diatas, akan tetapi sudah menjadi konsekuensi kita sebagai hamba Allah yang beriman untuk sepenuhnya mengimani isi kandungan Al-Qur’an dengan Implementasi amal yang kita mampu melaksanakannya. Allah memberikan perumpamaan yang apabila Al-Qur’an diturunkan kepada Gunung yang kokoh, maka ia akan hancur terpecah belah disebabkan takut kepada Allah (Qs. Al-Hasyr : 21). Hingga manusialah mahluk Allah yang memperoleh keutamaan dan keistimewaan untuk mengemban risalah Al-Qur’an.

            Jangan takut menghafal Al-Qur’an..... ! takutlah apabila kelak keturunanmu akan menjadi keturunan yang bodoh, lemah dalam memahami ilmu, karena sejatinya hidup seorang muslim bukan hanya untuk membingkai kebahagiaan masa kini, loyalitas kebahagiaan seorang mukmin ada pada jaminan yang Allah berikan bersama Al-Qur’an. Beberapa tahun ke depan kalian akan berkeluarga dan mempunyai keturunan, maka takutlah apabila kelak dari keturunan kalian tidak ada yang menjadi generasi pecinta Al-Qur’an, Na’udzubillah.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (Qs. An-Nisa : 09).
           
            Jangan takut menghafal Al-Qur’an.....! jika banyak orang beralasan tidak menghafal Al-Qur’an karena takut tidak bisa menjaga hafalan, takut tidak mampu mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, maka katakanlah bahwa Allah Maha Adil. Bahwa diturunkannya Al-Qur’an di bumi bukan hanya untuk anak “Tahfidz” akan tetapi membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an merupakan kewajiban setiap muslim.

            Aku Hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri Ini (Mekah) yang Telah menjadikannya Suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan Aku diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya Aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat Maka Katakanlah: "Sesungguhnya Aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".  (Qs. An-Naml : 91-92).

Kalaulah mereka beralasan bahwa yang wajib mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an adalah anak Tahfidz maka kesimpulannya adalah Allah tidak Adil. dan ini adalah alasan yang sangat bodoh. Karena akan menghilangkan konsekuensi dari ucapan yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup. Katakan pada mereka, kita akan mengamalkan Al-Qur’an semampu kita dengan kadar proses yang bertahap.

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu ........” (Qs. At-Taghabun : 16).

Jangan takut menghafal Al-Qur’an........! Allah akan membedakan derajat orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dengan orang yang hanya duduk-duduk terdiam dan bermain tanpa ada Ghiyroh yang kuat untuk memperjuangkan Agama Allah SWT.

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk[341] dengan pahala yang besar.” (Qs. An-Nisa : 95).

Jangan takut menghafal Al-qur’an.... ! Allah SWT sudah menjamin kehidupan para penghafal Al-Qur’an dunia dan aherat. Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an dan akan merendahkan derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an pula. Karena Al-Qur’an akan menjadi Hujjah yang  membelamu atau menjadi Hujjah yang menuntutmu. Hiasilah perjuanganmu dengan sabar dan shalat.  Assholaatu Nuwrun (cahaya), wassobru Dhiyaaun (cahaya) (HR. Muslim, no 23 Hadits Arba’in).

 Shalat akan menghadirkan cahaya yang terang bagi ketenangan hati seperti cahaya Bulan di malam Hari. Sedangkan Sabar akan menghadirkan Sinar seperti sinar mentari yang memancarkan panas, maka dari itu orang yang bersabar pasti merasakan pahitnya perjuangan hidup.
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya......!”  (Qs. Thoha : 132).

Merupakan kata yang tidak lazim di dalam Al-Qur’an yang menerangkan tentang sabar menggunakan kata “wasthobir” dengan tambahan huruf “Tho” pada pertengahannya. Dengan ini Para Ulama mengatakan bahwa adanya huruf “Tho” pada kalimat tersebut berarti bahwa dibutuhkan kesabaran yang lebih ekstra dari biasanya. Saya hanya menambahkan bahwa kita saat ini yang sedang menghafal Al-Qur’an atau mengejar cita-cita apapun itu, maka dibutuhkan kesabaran yang lebih ekstra untuk mencapainya.

Dengan menghafal Al-Qur’an sudah sepatutnya merubah pola pikir dan gerak langkah hidup dengan langkah Qur’ani semampu yang kita lakukan dalam tahap orang-orang awam yang berusaha mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.

Semoga Bermanfaat......!!!









No comments:

Post a Comment

Tugas Mapel Al-Qur'an dan Hadits Kelas XI A dan B MA Misbahunnur

Clue: *Untuk Dapat Menjawab Pertanyaan Materi Al-Qur'an dan Hadits maka ada syarat dan ketentuan yang harus dikerjakan. *Syaratanya a...